Network
Pura Pakualaman merupakan satu dari empat kerajaan yang merupakan pecahan dari Mataram Islam, salah satu kerajaan Islam terkuat di Indonesia.
Pecahnya Mataram Islam ditandai dengan adanya Perjanjian Giyanti yang ditandatangani oleh Mataram Islam dengan Belanda pada 13 Februari 1755. Perjanjian itu berakhir dengan pembagian Mataram Islam menjadi dua yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.
Kasunanan Surakarta Hadiningrat berdiri pada 1745 dan Kadipaten Mangkunegaran yang berdiri pada 1757 berada di Solo, Jawa Tengah.
Sedangkan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang berdiri pada 1755 dan Kadipaten Pakualaman yang berdiri pada 1813, berada di Yogyakarta.
Baca Juga: SAH! Ijab Dhaup Ageng Pakualaman 2024, BPH Kusumo Kuntonugroho dengan dr Laily Annisa Kusumastuti
Terakhir, Dhaup Ageng Pakualaman dilaksanakan pada tahun 2019 ketika menikahkan putra mahkota Pakualaman, BPH Kusumo Bimantoro dengan dr. Maya Lakshita Noorya.
Kemungkinan Dhaup Ageng Pakualaman terdekat selanjutnya masih akan berlangsung lebih dari 20 tahun mendatang. Pasalnya, pasangan putra mahkota tersebut hingga saat ini belum memiliki keturunan. Sedangkan Dhaup Ageng alias pernikahan agung hanya dilakukan saat keturunan raja menikah.
Mahfud MD, cawapres dari Paslon 3 sekaligus Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), usai mengikuti ijab kemudianmendoakan kedua mempelai.
"Mudah-mudahan mempelai berdua hidup seperti tadi dibacakan di dalam khutbah yang disampaikan oleh petugas, hidup dalam keluarga sakinah, keluarga yang rukun damai, mawadah wa rahmah,bahagia dan penuh kasih sayang," ujar Mahfud mengakhiri doanya.***
