Goncangkan Tiga Provinsi, Gempa Tektonik M 5,9 di Pengandaran, Tidak Berpotensi Tsunami

- 25 Oktober 2020, 09:52 WIB
Gempa bumi di laut selatan Jawa Barat.
Gempa bumi di laut selatan Jawa Barat. /BMKG/Sinarjateng.com

PORTAL PURWOKERTO - Gempa tektonik bumi dengan magnitudo (M) 5,9 terjadi di selatan Samudera Hindia selatan Pengandaran, pada Minggu, 25 Oktober 2020 pukul 07.56.47 WIB.

Gempa ditengah padatnya aktifitas masyarakat dirasakan di tiga provinsi, Jawa Barat, Jawa Tengah hingga DI Yogyakarta.

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi terletak pada koordinat 8,2 LS dan 107,86 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 88 km arah Barat Daya Kota Pangandaran, Jawa Barat pada kedalaman 62 km.

Baca Juga: Konsumsi Daun Kelor Saat Hamil Muda, Amankah Untuk Janin?

Kepala  Pusat Gempa Bumi dan Stunami BMKG Rahmat Tritono mengatakan, guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Sukabumi, Tasikmalaya, Pangandaran, dan dirasakan oleh orang banyak terutama yang masih di dalam rumah. Getaran juga dirasan di  Kuningan, Garut, Cilacap III MMI.

"Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu,'" kata Rahmat seperti dikutip Portal Purwokerto dari rilisnya yang disiarkan di media sosial, Minggu.

Rahmat menambahkan, di Kabupaten Bandung, Kebumen, Kutoarjo, Banyumas, Banjarnegara, Kulonprogo, Bantul, Gunung Kidul, Yogyakarta II-III MMI, getaran juga dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.

Baca Juga: Libur Panjang, Diperkirakan Kenaikan Kendaraan Mudik ke Jateng Hingga 40 Persen

"Di Kota Bandung, Tegal II MMI, getaran dirasakan oleh beberapa orang. Benda-benda ringan yang digantung bergoyang," tambahnya.

Rahmat menambahkan hingga Minggu siang belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi juga tidak berpotensi Tsunami

Hasil pengamatan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau Thrust Fault," tambahnya. 

Baca Juga: Kesandung Ujaran Kebencian, Siber Bareskrim Polri Tangkap Sugi Nur Raharja alias Gus Nur

Rahmat juga melaporkan hingga pukul 08.50 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan.

Terkait dengan gempa masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," tambahnya.

Baca Juga: Cair Awal November, Belum dapat BLT BPS Ketenagakerjaan? Daftar Segera

Getaran Terasa di Banyumas

Gempabumi yang terjadi juga dirasakan oleh warga di Banyumas, Yanti warga Kelurahan Tanjung Kecamatan Puwokerto Selatan, mengatakan jika sangat merasakan getaran gempa. Akan tetapi dia terkendala untuk keluar rumah, akibat hrus melewati dua pintu yang masih dalam keadaan terkunci. 

"Saat saya sedang naik tangga ke lantai dua, tiba-tiba kaca rumah bergetar dan guncangannya juga terasa, saya langsung ke luar rumah, tapi ternyata pintu masih terkunci, dan kalau ke luar rumah harus melewati dua pintu, karena panik akhirnya saya pasrah saja," ujarnya. 

Di rumahnya ada salah satu kaca jendela yang memang sudah tidak terlalu kencang pemasangannya. Sebagai tanda alarm gempa di rumahnya yang bertingkat.***

 

 

Editor: Eviyanti

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x