"Ada yang diantar orangtua, jalan kaki, atau naik sepeda. SMAN 3 Semarang punya aplikasi kalau anak didiknya sudah sampai rumah harus ngabarin guru atau wali kelas. Kalau tidak nanti orang tuanya akan dihubungi pihak sekolah," jelasnya.
Namun di luar keberhasilan itu, lanjut Ganjar, ternyata dalam praktiknya tidak semudah yang dibayangkan, butuh kerja ekstra dari guru.
Baca Juga: Guru Honorer Penerima BSU Kemendikbud Tak Perlu Buka Rekening Baru, Aktifkan Hingga 30 Juni 2021
Sekolah ternyata juga butuh satu metode untuk mengatur karena di antara anak didik masih ada yang belum mendapat izin dari orangtua karena masih cemas, khawatir, dan belum yakin aman.
Untuk anak didik yang belum dapat izin juga harus tetap diajar, haknya sama.
“Maka gurunya sekarang yang tidak mudah, guru harus atur jadwalnya, pelajarannya," jelasnya.
Baca Juga: Sekitar 1.800-an GTT PTT di Cilacap Terima BSU Kemendikbud
Ganjar menambahkan, detail-detail kecil itu yang sedang ditata.
"Mudah-mudahan dengan pengalaman dari 34 sekolah itu akan ada satu konklusi, metodologi-metodologinya, di Jateng kita siap menjemput aturan bersama agar di Januari bisa untuk tatap muka," ujarnya. ***