PORTAL PURWOKERTO - Bagi penyuka seni pewayangan tentu tak asing dengan sosok Petruk. Petruk adalah tokoh punakawan yang cerdas dan jenaka.
Tak hanya itu, Petruk adalah tokoh punakawan yang cerdas yang digubah oleh Wali Songo untuk menyebarkan agama Islam bersama dengan tokoh punakawan lainnya.
Bagi yang belum familiar, tokoh punakawan dalam pewayangan tidak hanya sebagai abdi dalem tapi juga sebagai kelompok yang selalu menghibur majikan atau rajanya.
Mereka juga bisa menjadi penasihat saat raja atau majikan lupa akan jati diri mereka.
Dalam pewayangan Jawa, Petruk dianggap sebagai abdi dalem yang bodoh dan tidak tahu apa-apa.
Tapi pemikiran seorang Petruk kadang tidak terduga dan banyak memberikan petuah dalam hal kepemimpinan.
Baca Juga: Lirik Lagu Rotiku Diciptakan Oleh Siapa? Berikut Lirik Lengkap Lagu Anak- Anak Ini
Dalam pandangan Wali Songo, nama Petruk asalnya dari kata “Fat ruk” yang memiliki makna tinggalkan semuanya kecuali Tuhan.
Sosok Petruk digambarkan sebagai tokoh yang pandai berbicara, memiliki senyuman yang manis serta lucu.
Dalam kelucuannya terkadang dia bisa menyindir ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya selama ini.
Baca Juga: Kumpulan Kata Indah yang Disusun Sesuai Tema Tertentu Disebut Apa? Ini Penjelasannya
Penggambaran fisik Petruk juga ternyata memiliki makna dalam bagi manusia.
Petruk digambarkan mempunyai kaki dan tangan yang panjang, hidung mancung serta tubuh yang paling tinggi dan langsing diantara tokoh punakawan lainnya.
Ini memiliki maksud agar manusia harus memiliki pikiran yang panjang, tidak selalu tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu.
Karena terlalu tergesa dalam melakukan sesuatu sering kali membawa penyesalan di akhirnya.
Salah satu petuah yang terkenal dari Petruk adalah “Urip iku ojo duwe mungsuh” yang artinya hidup itu jangan mencari musuh dan sebaiknya kita selalu menjaga kerukunan antar sesama manusia. Nah jadi Petruk itu bukan wayang sembarangan ya!***