“Untuk efek penglihatan pada anak biasanya akan memicu munculnya kelainan refraksi (kacamata) atau mempercepat progresivitas kelainan kacamatanya,” tutur dr. Anton.
Artinya, seorang anak yang sering mengalami CVS sangat mungkin lebih cepat mengalami penambahan minus pada kacamatanya.
Dr. Anton menjelaskan bahwa mata minus memang dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti keturunan dan kebiasaan melihat dekat yang berlebihan.
Proses melihat dekat sendiri merupakan proses yang berat untuk mata.
“Saat melihat dekat, otot mata lensa kita bekerja terus-menerus untuk mempertahankan fokus dekat. Semakin lama otot bekerja, pasti akan memicu kelelahan yang berakibat pegal, pusing, dan lain-lain,” kata dr. Anton menambahkan.
Maka, sebelum muncul kelelahan, otot mata perlu diberi kesempatan untuk relaksasi dengan melihat jauh.
“Semakin jauh objek yang kita lihat, semakin rileks otot mata kita,” ujar dr. Anton.
Untuk mencegah CVS, dr. Anton menyarankan untuk selalu mengingat dan melakukan ‘rule of twenty’ atau ‘aturan 20’.
“Setelah 20 menit melihat dekat, istirahatkan mata minimal selama 20 detik dengan cara melihat objek jauh yang berjarak setidaknya 20 feet atau 6 meter,” ungkap dr. Anton.