Masuk Musim Pancaroba, BMKG: Waspadai Potensi Petir, Angin kencang, Puting Beliung serta Hujan Lebat

- 30 Maret 2021, 15:04 WIB
Ilustrasi hujan. BMKG menghimbau masyarakat agar waspada bencana hidrometeorologi di musim pancaroba di Bulan April-Mei 2021
Ilustrasi hujan. BMKG menghimbau masyarakat agar waspada bencana hidrometeorologi di musim pancaroba di Bulan April-Mei 2021 /Yumi Karasuma/Portal Purwokerto

PORTAL PURWOKERTO – Awal musim kemarau di wilayah Jawa Tengah diperkirakan akan terjadi mulai bulan Mei-Juni 2021. Paling awal terjadi pada Dasarian III April/Akhir April.

Awal musim kemarau 2021 umumnya diprakirakan mundur atau lebih lambat satu dasarian  dari normalnya. Sedangkan puncak musim kemarau 2021 diprakirakan terjadi pada Agustus 2021.

BMKG Stasiun Klimatologi Semarang menghimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi pada masa transisi atau pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau, yang terjadi sekitar bulan April – Mei 2021.

Baca Juga: Aplikasi Vaksinasi Massal di Purwokerto, Vaberaya, Tak Ditemukan di Play Store, Ini Kata Bupati Banyumas

Baca Juga: Aksi Balap Liar di Bobotsari, Purbalingga Dibubarkan, Sejumlah Pemuda Lari Tunggang Langgang, Motor Disita

Hal ini berdasarkan hasil analisis data, serta mempertimbangkan perkembangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer regional maupun global yang sedang berlangsung. Selain itu juga faktor kecenderungannya yang dapat mempengaruhi kondisi iklim di Jawa Tengah

BMKG Stasiun Klimatologi Semarang melalui rilis yang diterima Portal Purwokerto menyampaikan jika awal musim kemarau di dasarian III akan terjadi mulai di Kabupaten Blora, Rembang, Pati, Wonogiri, Jepara dan sebagian wilayah Grobogan.

Sementara musim kemarau paling akhir terjadi pada Dasarian II Juli 2021 yang akan terjadi di Sebagian wilayah Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Pemalang, dan sebagian wilayah selatan Pekalongan.

Baca Juga: Ketahuan Ngamar, 9 Pasangan Bukan Suami Isteri Terjaring Razia Polres Banjarnegara

Baca Juga: Prediksi Pertandingan Inggris vs Polandia, Kualifikasi Piala Dunia 2022, Kamis 1 April 2021

Panjang periode musim kemarau 2021 paling pendek terjadi selama 7 dasarian atau 2,5 bulan. Diperkirakan terjadi di sebagian wilayah utara Purbalingga, wilayah barat laut Banjarnegara, sebagian wilayah tenggara Pemalang, sebagian wilayah selatan Pekalongan.

Sedangkan yang terpanjang 21 Dasarian atau 7 bulan, meliputi wilayah sebagian wilayah Rembang, wilayah utara Pati dan sebagian kecil wilayah timur laut Jepara.

“Sifat hujan periode musim kemarau 2021  umumnya diprakirakan normal sampai atas normal, dan puncak musim kemarau 2021 diprakirakan terjadi pada Agustus,” kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, Sukasno.

Baca Juga: Truk Minyak Terguling di Kemutug Lor Baturraden, Evakuasi Truk Tunggu Tangki Kosong

Baca Juga: Geledah Rumah Orang Tua dan Kos Pelaku Bom Gereja Katedral Makasar, Densus 88 Sita Barang Bukti

BMKG Stasiun Klimatologi Semarang menghimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi pada masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau, yang terjadi sekitar bulan April – Mei 2021.

“Masyarakat dihimbau mewaspadai ada bencana hidrometerologi seperti petir, angin kencang, puting beliung serta hujan lebat dengan waktu singkat yang berpotensi banjir dan longsor,” ujarnya.

Melakukan upaya penyimpanan atau penampungan air hujan pada saat masa transisi sebagai antisipasi kekurangan air saat musim kemarau. Serta selalu waspada adanya potensi kebakaran hutan dan lahan menjelang dan pada saat puncak musim kemarau.***

Editor: Yumi Karasuma

Sumber: BMKG Stasiun Klimatologi Semarang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah