Ketua RW 3, Desa Pageraji, Slamet Sunardi mengatakan jika serangan semut dirasakan warga satu RT setidaknya ada 30 rumah tempat semut-semut tersebut muncul.
Baca Juga: Covid-19 di Kebumen Kembali Membara, Ketiga Kali jadi Zona Merah, Klaster Keluarga Pemicunya
Kini Warga Desa Langgongsari, desa tetangga sudah mulai merasakan gangguan semut. Ada 30 rumah yang melaporkan gangguan semut.
Menurut Slamet pihaknya sudah lama meminta bantuan dari berbagai pihak termasuk dinas pertanian untuk mengecek jenis semut tersebut.
Ditambahkan, semut diduga berasal dari tumpukan kayu di lokasi penggeragajian kayu yang didatangkan dari Lampung.
Baca Juga: RUU Minol, Hotman Paris DPRD Hati Hati Berdampak Buruk Pada Pariwisata
Kemudian berkembang biak diluar kendali, bersarang di mana saja dirumah warga juga pepohonan. “Sampai tempat tidur saja ada semutnya,” katanya.
Dia mengatakan dampak serangan sangat menganggu, saat ini petani gula kelapa bahkan tidak berani naik pohon kelapa, karena digigit semut yang bersarang di pelepah daun.
Sebenarnya warga sudah berupaya dengan penyemprotan secara mandir dengan bahan kimia untuk tanaman hingga penyemprot nyamuk. Tapi tidak berhasil hanya bertahan beberapa hari saja.***