Protes #endSARS, Polisi Tembaki Pendemo di Nigeria

23 Oktober 2020, 07:15 WIB
Ilustrasi demonstrasi. /Freepik

PORTAL PURWOKERTO - Tanggal 20 Oktober 2020 merupakan hari kelam dalam sejarah Nigeria. Setidaknya12 orang ditembak mati saat melakukan protes #endSARS di tanggal tersebut.

Pihak yang bertanggung jawab akan hal ini adalah pihak polisi dan tentara Nigeria.

Dilansir Portal Purwokerto dari Time, penembakan masal para pendemo ini terjadi dalam dua wilayah di Lagos yakni Di Lakki dan Alausa.

Baca Juga: Flocked Swab HS-19, Alat Tes Swab Buatan UI untuk Rumah Sakit di DKI dan Jabar

Sebelum terjadinya penembakan, para pria berseragam mematikan lampu dan juga jaringan telepon di wilayah para pendemo ini berada.

Korban terbanyak berada di Lakki dimana pendemo sudah berkemah dua minggu di gerbang tol Lakki untuk melakukan protes.

Diberitakan bahwa protes ini telah berlangsung sejak tanggal 8 Oktober 2020 dan terus bergulir hingga kejadian mengerikan Selasa kemarin. Video mengenai penembakan tersebut tersebar luas di sosial media mulai Selasa kemarin.

Baca Juga: Cegah Klaster Liburan, Pemudik Bakal Dikenakan Gelang

Dalam video tersebut, para pendemo berlarian saat tentara dan polisi menembaki mereka. Berdasarkan Amnesti International, ada lebih dari 56 pendemo yang meninggal sejak protes bergulir dengan 38 orang mati Selasa kemarin.

Saksi mata yang berada di Alausa mengatakan bahwa para pendemo diserang oleh tentara dan juga polisi yang berasal dari unit RRS (Rapid Response Squad) pada pukul delapan malam, yang menyebabkan dua orang meninggal dan satu luka berat.

Baca Juga: Masjid Seribu Bulan Sabit Karya Ridwan Kamil Bakal Dibangun di Kawasan Bung Karno Purwokerto

Menanggapi protes yang dilakukan warganya, pemerintah Nigeria sudah empat kali menjanjikan untuk melakukan pembubaran terhadap unit SARS atau paling tidak mereformasi unit tersebut.

Namun para aktivis melihat hal tersebut tidak terlalu berpengaruh.

Kantor Presiden Muhammad Buhari pada Rabu, 21 Oktober 2020, menyatakan bahwa warga perlu lebih bersabar akan perubahan yang dilakukan polisi terhadap satuan ini.

Baca Juga: Ponpes Berperan Besar Tekan Covid-19, KH Abu Choir : Ponpes Jangan Dijadikan Obyek

Sedangkan pihak militer tetap bungkam dan hanya mengunggah postingan di twitter mereka mengenai berita tersebut dan mencapnya sebagi berita palsu.

Namun, protes tetap dilakukan. Para pendemo memiliki lima tuntutan yang harus dipenuhi salah satunya yaitu keadilan bagi keluarga korban kebrutalan polisi. Jadi apa sebetulnya protes #endSARS ini?

Masih dilansir dari Time, SARS (Spesial Anti-Robbery Squad) merupakan satuan khusus anti perampokan yang biasa terjadi di negara ini.

Baca Juga: Belum Cair? Lakukan Beberapa Hal ini Agar BLT UMKM Segera Masuk Rekening

Perampokan tersebut sering kali menggunakan senjata terhadap korbannya sehingga pemerintah membentuk satuan ini pada tahun 1984. Namun, perlakuan brutal yang dilakukan oleh anggota SARS ini memicu aksi demo warga sejak awal Bulan ini.

Awal aksi ini dipicu oleh tersebarnya video di internet dimana SARS diduga menembak dan membunuh seorang pemuda di selatan Delta State.

Meskipun pemerintah membantah laporan tersebut, protes terhadap perlakuan brutal SARS menyebar luas di wilayah Nigeria.

Baca Juga: Gerakan Sedekah Sepatu Layak Pakai Purbalingga, Ide Sederhana yang Bermakna untuk Sesama

SARS diyakini melakukan aksi brutal berkali-kali terhadap warganya dan aksi protes ini mewakili para korban kebrutalan tersebut.

Menurut laporan Amnesti International, setidaknya 82 kasus dilaporkan mengenai kebrutalan yang dilakukan SARS seperti penyiksaan, eksekusi diluar hukum dan juga perlakuan menyakitkan sejak Januari 2017 hingga Mei 2020.***

Editor: Yumi Karasuma

Sumber: Time

Tags

Terkini

Terpopuler