Prancis Darurat Maksimum Setelah Pembunuhan di Basilika Notre Dame

- 30 Oktober 2020, 14:03 WIB
 Gereja Notre Dame di Prancis.
Gereja Notre Dame di Prancis. /Pixabay/SatyaPre./

PORTAL PURWOKERTO - Terorisme terjadi bertubi-tubi beberapa waktu terakhir ini di Prancis. Yang terakhir, pembunuhan 3 orang di Basilika Notre Dame, Nice, menjelang hari suci All Saints Day pada hari Minggu esok.

Dilansir Portal Purwokerto dari Daily Mail UK, teror ini mendorong pemerintah Prancis untuk menaikkan tingkat kewaspadaan teror ke tingkat 'darurat' maksimum secara nasional.

Baca Juga: Ayo Cek Hasil Akhir Seleksi CPNS 2019 di Pemprov Jateng

Teror ini ditengarai sebagai bentuk aksi seruan Al-Qaeda yang menerbitkan siaran pers yang menyerukan 'jihad' atas karikatur Propet Mohammed di surat kabar Charlie Hebdo.

Presiden Emmanuel Macron mengumumkan pengawasan gereja oleh patroli militer Sentinelle Prancis yang akan ditingkatkan menjadi 7.000 tentara dari 3.000. Begitu juga keamanan di sekolah.

Baca Juga: Dokumen Ini yang Perlu Disiapkan Jika Lulus Pengumuman CPNS 2019

"Jelas sekali, itu adalah Prancis yang diserang," kata Macron.

"Seluruh bangsa akan berdiri agar agama dapat terus dijalankan dengan bebas di negara kita", lanjutnya.

Dia juga menyerukan 'persatuan' dan mendesak warga untuk tidak menyerah pada semangat perpecahan.

Baca Juga: COVID-19 di Rumah  Walkot Semarang, Ganjar : Siapa Masih Batuk? Nggak Pak Cuma Panas Sekeluarga

Para pelayat menghadiri acara untuk memberi penghormatan kepada para korban tiga pembunuhan Kamis malam waktu setempat.

Mereka menyalakan lilin di luar Basilika Notre-Dame de l'Assomption di Nice dan di depan Kedutaan Besar Prancis di Berlin.

Serangan itu terjadi di tengah kemarahan di seluruh dunia Islam pada Presiden Macron karena membela karikatur Nabi Muhammad pada hari Maulid Nabi.

Baca Juga: Bupati Banyumas Bakal Hadirkan BTS pada Maret 2021

Beberapa negara mayoritas Muslim meluncurkan kampanye untuk memboikot produk Prancis, sementara pengunjuk rasa membakar tiga warna dan poster Macron pada demonstrasi di Suriah, Libya, Bangladesh, Afghanistan, Pakistan, dan Palestina.***

Editor: Hening Prihatini

Sumber: Daily Mail UK


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x