Network
PORTAL PURWOKERTO - Apa itu boraks? Di sebagian masyarakat mengenal boraks sebagai bleng.
Bentuk boraks biasanya berupa bubuk berwarna putih dengan bau yang khas. Bubuk boraks atau bleng ini sangat mudah larut di dalam air.
Karena itu tak jarang penggunaan boraks atau bleng ini dicampurkan ke dalam makanan. Padahal hal ini berbahaya.
Namun, apa itu boraks? Dikutip dari laman Badan Pengawas Obat dan Makanan alias BP POM, boraks adalah sebuah senyawa kimia yang bernama natrium tetraborat dan apabila dilarutkan ke air akan terurai menjadi natrium hidroksida dan asam borat
Baca Juga: Duduk Terlalu Lama Berbahaya? Ternyata Ini Risikonya Untuk Kesehatan Nomor 5 Tak Disangka
Mengapa boraks atau bleng berbahaya apabila digunakan kepada makanan yang dikonsumsi oleh manusia?
Ketika seseorang mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dalam jumlah kecil mungkin tidak langsung terasa efek samping yang berbahaya.
Namun apabila tertelan boraks dalam dosis tinggi akan meracuni sel-sel tubuh. Bahkan dapat menyebabkan kerusakan usus, hati, fungsi ginjal, dan susunan syaraf pada otak.
Bahkan meskipun mengonsumsi boraks dalam jumlah kecil namun sering, ada efek jangka panjang yang perlu diwaspadai, yaitu menyebabkan kerusakan hati dan kanker.
Baca Juga: Kenali Gejala Cacar Monyet atau Monkeypox dan Cara Mengobatinya
Perlu diwaspadai apabila seseorang telah mengonsumsi boraks kemudian timbul gejala seperti ini:
1. Demam
2. Sakit kepala
3. Mual atau muntah terus-terusan
4. Nyeri pada perut bagian atas
5. Diare
Pada kasus ekstrim, konsumsi boraks atau bleng dapat menyebabkan perdarahan di usus atau lambung disertai dengan muntah darah, bahkan hingga kematian.
Baca Juga: 5 Cara Pencegahan Hepatitis Akut Pada Anak-anak, Para Orang Tua Wajib Tahu!
Boraks dipakai dalam produk makanan karena memiliki keunggulan sebagai pengenyal yang biasa ditambahkan pada makanan seperti bakso, mie, dan empek-empek.
Selain itu boraks juga membuat makanan tidak mudah hancur dan menjadi sangat renyah seperti yang bisa digunakan pada kerupuk.
Selain itu, menggunakan boraks membuat makanan menjadi tahan lebih lama. Dalam berjualan, faktor makanan menjadi basi tentu akan merugikan.
Pedagang nakal akan menambahkan boraks pada dagangannya untuk menjadikan makanan lebih tahan lama.
Baca Juga: Apa Bahaya Salmonella? Penyebab BPOM Tarik Kinder Joy dari Peredaran di Indonesia
Tak heran, karena bahan kimia di dalam boraks berfungsi sebagai pengawet serta dapat mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri yang biasa membuat makanan basi.
Untuk menghindari memakan makanan yang mengandung bleng atau boraks, waspadalah dengan beberapa ciri-ciri berikut:
1. Berwarna sangat mencolok. Pewarna makanan yang food grade biasanya meskipun berwarna terang namun warna boraks terlihat lebih mencolok.
Baca Juga: Apa itu Nocebo? Efek Samping Vaksin Covid yang Disebut Dialami 76 Persen Penerima Vaksin
2. Memiliki aroma menyengat dan memiliki rasa agak getir
3. Tidak berubah bentuk, aroma dan tidak membusuk meskipun sudah berada di suhu ruang lebih dari 3 hari.
Harga borkas juga relatif sangat murah. Sehingga pedagang makanan nakal menggunakan boraks untuk memperoleh keuntungan lebih.
Kelebihan boraks yang diperbolehkan adalah digunakan pada benda bukan makanan. Yaitu pengawet kayu, salep kulit, campuran pupuk tanaman, campuran untuk pembuatan gelas.
Baca Juga: Cara Mengatasi Cegukan Saat Puasa Tanpa Makan dan Minum, Cek Tipsnya Disini
Beberapa orang menyebut boraks dengan nama formalin. Namun hal ini salah kaprah, Meskipun memiliki fungsi serupa sebagai pengawet, namun formalin digunakan untuk mengawetkan mayat. Sedangkan boraks tidak.
Untuk mendapatkan pengawet makanan yang aman, pedagang atau Anda dapat memberi pengawet makanan food grade di toko bahan pangan. Biasanya bernama STPP (Sodium Tri Poly Phosphat).
Apa itu boraks adalah bahan kimia yang banyak digunakan untuk pemakaian sehari-hari namun tidak boleh digunakan sebagai bagian campuran makanan karena dapat berakibat fatal bagi kesehatan.***
