Network
PORTAL PURWOKERTO - Waspadai gejala HIV dan cara penularan penyakit yang sedang menjadi pembicaraan hangat terkait kabar ratusan mahasiswa Bandung terinfeksi HIV AIDS.
Penyakit HIV AIDS memang menjadi salah satu momok dan inilah gejala HIV serta cara penularan yang patut diketahui.
Masyarakat awam perlu tahu tentang gejala HIV dan cara penularan penyakit yang sampai saat ini masih terus didalami obatnya.
Perlunya wawasan mengenai gejala HIV dan cara penularannya tentu dimaksudkan agar kita bisa mencegah penyakit serta komplikasi HIV.
Baca Juga: Heboh Kabar Ratusan Mahasiswa Bandung Positiv HIV/AIDS, Kenali Gejala HIV yang Perlu Diwaspadai
Secara global kasus HIV dan angka kematian karena AIDS masih cukup tinggi sehingga masyarakat perlu pro aktif dalam mencegah penularannya.
Apalagi belakangan tersebar kabar ada peningkatan jumlah kasus HIV AIDS di Bandung pada usia produktif.
Per Desember 2021 kasus HIV yang dilaporkan pada usia 20-29 tahun sebanyak 12.358 orang.
Bahkan mahasiswa sendiri menyumbang sekitar 6,97% dari semua kasus HIV di Bandung.
Sebagai kelompok yang notabene memiliki edukasi yang lebih baik, mahasiswa menjadi salah satu penyumbang kasus HIV yang cukup banyak di Bandung.
Karena itulah perlunya wawasan bagi masyarakat untuk tahu dan mengenali gejala HIV beserta cara penularan.
Dikutip dari hiv.gov ada 3 tahapan dalam gejala HIV hingga mencapai stadium AIDS.
Berikut 3 tahapan gejala HIV yang patut diwaspadai:
1. Tahap infeksi HIV akut
Dalam 2 sampai 4 minggu setelah terinfeksi HIV, sekitar dua pertiga orang akan mengalami penyakit seperti flu.
Gejala mirip flu dapat meliputi demam, panas dingin, ada ruam, keringat malam, nyeri otot, sakit tenggorokan, kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ulkus mulut.
2. Latensi Klinis
Baca Juga: 7 Gejala Penyakit Hepatitis Akut Misterius, Kemenkes: Segera Bawa Anak ke Faskes Terdekat
Pada tahap ini, virus masih berkembang biak, tetapi pada tingkat yang sangat rendah.
Orang dalam tahap ini mungkin tidak merasa sakit atau memiliki gejala apa pun. Tahap ini juga disebut infeksi HIV kronis.
Tanpa pengobatan HIV, orang dapat bertahan dalam tahap ini selama 10 atau 15 tahun, tetapi beberapa melewati tahap ini lebih cepat.
3. AIDS
Ini adalah tahap akhir dari gejala infeksi HIV yang akhirnya menjadi AIDS.
Gejala AIDS dapat meliputi:
- Penurunan berat badan yang drastis
- Demam berulang atau keringat malam yang banyak
- Kelelahan yang ekstrem dan tidak dapat dijelaskan
- Pembengkakan kelenjar getah bening yang berkepanjangan di ketiak, selangkangan, atau leher
- Diare yang berlangsung lebih dari seminggu
- Luka pada mulut, anus, atau alat kelamin
- Radang paru-paru
- Bercak merah, coklat, merah muda, atau keunguan pada atau di bawah kulit atau di dalam mulut, hidung, atau kelopak mata
- Kehilangan memori, depresi, dan gangguan neurologis lainnya.
Baca Juga: Mengenal Alopecia, Penyakit Istri Will Smith yang Alami Kebotakan
Lalu bagaimana dengan cara penularannya?
Dilansir dari laman resmi CDC, cara penularan HIV hanya bisa dilakukan melalui perantara cairan tubuh tertentu.
Cairan tubuh yang dimaksud antara lain darah, cairan vagina, cairan pra-ejakulasi, air mani, cairan anus, dan ASI.
Cairan itu untuk bisa menularkan harus masuk ke dalam tubuh dulu dengan beberapa cara dibawah ini.
- Hubungan intim tanpa pengaman
- Pemakaian jarum suntik bekas atau bergantian
- Penularan dari ibu hamil dengan HIV kepada calon bayi dalaam kandungan
- Seks oral
- Cangkok organ dan donor darah
- Pembuatan tindikan, sulam alis, tato, sulam bibir menggunakan alat bergantian dan tidak disterilkan lebih dulu.
Demikian beberapa gejala HIV dan cara penularan HIV yang patut diwaspadai untuk menghindari terkena penyakit tersebut.***
