Februari 2021 Diprediksi jadi Puncak Musim Hujan, BMKG: Waspadai Masih ada Potensi Bencana Hidrometeorologi

1 Februari 2021, 09:19 WIB
anak-anak di Desa Karangasem Kecamatan Sampang bermain air banjir yang menggenangi sekitar rumah mereka, Senin 26 Oktober 2020 /UPT BPBD Kroya

 

PORTAL PURWOKERTO – Musim hujan yang terjadi saat ini menjadi salah satu dampak dari adanya perubahan iklim global. Selain itu juga dipengaruhi oleh kondisi regional dan kondisi iklim atau cuaca setempat.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan jika saat ini BMKG mencatat sebagian besar wilayah Indonesia yaitu 94 persen dari 342 zona musim saat ini telah memasuki musim hujan, sejak Agustus 2020 lalu. Puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Januari dan Februari 2021.

“Untuk itu tetap perlu terus diwaspadai terjadinya cuaca ekstrem hingga bulan Februari, bahkan masih mungkin terjadi pula hingga bulan Maret 2021 nanti,” ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Minggu, 31 Januari 2021.

Baca Juga: Jokowi Kecewa Soal Implementasi PPKM Jawa - Bali, Minta Luhut Libatkan Epidemiolog  

Dwi Korita menjelaskan, faktor-faktor pengendali iklim di wilayah Indonesia, yang saat ini sedang aktif berpengaruh adalah Monsoon Asia serta Daerah Konvergensi Antar Tropis (ITCZ) atau Zona Pertemuan Angin dari arah Asia dan dari arah Australia.

Fenomena La Nina saat ini juga masih aktif dengan Indeks moderat yang mengarah ke kondisi lemah dan diprediksi menjadi normal pada bulan Mei 2021.

Bahkan MJO yang merupakan pergerakan kumpulan awan-awan hujan dari Samudera Hindia sebelah Timur Afrika yang saat ini sedang melintasi wilayah Indonesia menuju Samodra Pasifik, juga berpengaruh dalam meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia.

Analisis terhadap frekuensi hujan lebat (> 50 mm/hari) menunjukkan kecenderungan tren meningkat (semakin sering terjadi) di banyak wilayah. Hal itu terindikasikan dari data-data dalam 40 tahun terakhir seperti di Jakarta, Surabaya, Mataram-Lombok, Ujung Pandang, Jayapura, Biak, Lhokseumawe, dan Medan.

Baca Juga: Syarat Naik Kereta Api Terbaru 2021, Penumpang KA Joglosemarkerto Tak Wajib Rapid Test Antigen

"Kami mengimbau masyarakat dan seluruh pihak untuk tetap terus mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat di dalam periode Puncak Musim Hujan ini,” katanya.

Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan, peningkatan trend curah hujan ekstrem ini selain dipicu oleh fenomena dan/atau gangguan skala iklim, dikaitkan juga sebagai dampak perubahan iklim.

"Dari pengamatan BMKG walaupun curah hujan berada pada tingkat sedang, namun masih berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Hal ini tergantung pada daya dukung lingkungan dalam merespon kondisi curah hujan," kata Guswanto.

Baca Juga: Seorang Pekerja Tenggelam di Sungai Serayu, Basarnas Lakukan Penyisiran dan Penyelaman

Dicontohkan jika terjadi banjir dan genangan, selain akibat curah hujan tinggi, juga dapat diakibatkan kondisi permukaan yang tidak mendukung air meresap ke dalam tanah atau mengalir  dengan cepat ke saluran-saluran yang semestinya.

Lebih lanjut dia mengatakan, kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia. 

Baca Juga: Update Covid-19 Cilacap, Minggu, 31 Januari 2021, Minggu Ketiga PPKM Cilacap Ada 248 Pasien Sembuh

Prediksi Tiga Hari ke Depan

Kepala Pusat Meteorologi Publik, Fachry Radjab, mengatakan bahwa untuk tiga hari ke depan perlu diwaspadai potensi terjadinya hujan lebat  di wilayah  Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,  Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua.

Sementara hujan dengan intensitas lebat di wilayah perairan berpotensi terjadi di Selat Malaka, Laut Cina Selatan, Samudra Hindia barat Bengkulu hingga selatan NTT, perairan Barat Bengkulu hingga selatan NTT, Laut Jawa bagian timur, Selat Sunda, Selat Makassar bagian selatan, Laut Bali, Laut Flores, Laut Banda bagian selatan, Laut Timor, Laut Maluku bagian utara, Laut Sulawesi, perairan Utara Halmahera hingga Papua, Laut Arafuru dan Samudra Pasifik Utara Papua.

Sedangkan potensi hujan ekstrem  diprediksi untuk tiga hari ke depan (31 Januari - 02 Februari 2021) dapat terjadi di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Sulawesi Selatan,  dan Papua.

 Baca Juga: Inilah 5 Jenis Bonsai yang Tumbuh di Indonesia, Paling Diburu dan Mahal Harganya

Potensi Bencana Hidrometeorologi

Hujan ekstrem tersebut sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik, serta hujan lebat disertai kilat/petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan.

Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG, Ardhasena, mengatakan dengan adanya potensi cuaca ekstrem tersebut, berdasarkan analisis terintegrasi dari data BMKG, PUPR dan BIG, perlu diwaspadai daerah yang diprediksi berpotensi banjir kategori menengah pada Dasarian I Februari (sepuluh hari ke-1) di bulan Februari 2021.

Wilayah yang diwaspadai yaitu sebagian kecil Bengkulu, Banten bagian selatan, Sebagian kecil Jawa Barat bagian timur dan selatan, sebagian besar Jawa Tengah bagian Barat dan timur, sebagian kecil selatan DI Yogyakarta, Jawa Timur bagian timur, tengah dan selatan.

Baca Juga: BMKG: Waspada Potensi Hujan Lebat di Kebumen, Purbalingga, dan Banjarnegara

Bali bagian utara dan selatan, sebagian kecil Nusa Tenggara Barat bagian barat dan timur, sebagian kecil Nusa Tenggara Timur bagian barat dan timur, sebagian kecil Kalimantan Barat bagian utara, sebagian kecil Kalimantan Tengah bagian utara, sebagian kecil Kalimantan Selatan bagian timur.

Sebagian kecil Kalimantan Timur bagian barat, sebagian kecil Sulawesi Tengah bagian utara dan selatan, Sulawesi Selatan bagian selatan dan utara, Sulawesi Tenggara bagian utara, sebagian kecil Maluku bagian selatan, sebagian kecil Papua Barat bagian timur dan Provinsi Papua bagian utara.

“Informasi potensi banjir kategori menengah hingga tinggi untuk 10 hari ke depan ini sebagai upaya mitigasi agar menjadi perhatian dan kewaspadaan bagi masyarakat terhadap potensi bencana banjir, longsor, dan banjir bandang," kata Deputi Bidang Klimatologi Herizal.***

Editor: Yumi Karasuma

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler