Rangkuman Film G30S PKI, Ternyata Hanya Hanya Satu dari Tujuh Teori Mengenai Peristiwa Kudeta G30S Tahun 1965

5 Oktober 2023, 20:44 WIB
Rangkuman Film G30S PKI, Ternyata Hanya Hanya Satu dari Tujuh Teori Mengenai Peristiwa Kudeta G30S Tahun 1965 //Cuplikan Film Pengkhianatan 30 September

PORTAL PURWOKERTO - Rangkuman film G30S PKI ini didasarkan oleh teori yang dikemukakan oleh Prof. DR. Nugroho Notosusanto, Kepala Divisi Sejarah TNI Angkatan Darat dan Ismail Saleh. 

Pada dasarnya, peristiwa yang terjadi pada 30 September 1965 mengubah jalur politik di Indonesia secara drastis. Pihak-pihak yang disebut berperan utama adalah PKI dan Angkatan Darat.

Setidaknya ada tujuh teori mengenai kebenaran yang terjadi pada 30 September 1965. Disadur dari bku Sejarah kelas XII, teorinya adalah sebagai berikut:

1. Gerakan 30 September merupakan Persoalan Internal Angkatan Darat (AD).
Teori ini dikemukakan antara lain oleh Ben Anderson, W.F.Wertheim, dan Coen Hotsapel, teori ini menyatakan bahwa G30S hanyalah peristiwa yang timbul akibat adanya persoalan di kalangan AD sendiri.

Baca Juga: Biografi Singkat Jenderal yang Dibunuh PKI Pada G30S PKI di Jakarta, Lengkap Karir, Jabatan dan Sebab Dibunuh

Hal ini misalnya didasarkan pada pernyataan pemimpin Gerakan, yaitu Letnan Kolonel Untung yang menyatakan bahwa para pemimpin AD hidup bermewahmewahan dan memperkaya diri sehingga mencemarkan nama baik AD.

Pendapat seperti ini sebenarnya berlawanan dengan kenyataan yang ada. Jenderal Nasution misalnya, Panglima Angkatan Bersenjata ini justru hidupnya sederhana.

2. Dalang Gerakan 30 September adalah Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA).
Teori ini berasal antara lain dari tulisan Peter Dale Scott atau Geoffrey Robinson. Menurut teori ini AS sangat khawatir Indonesia jatuh ke tangan komunis.

PKI pada masa itu memang tengah kuat-kuatnya menanamkan pengaruh di Indonesia. Karena itu CIA kemudian bekerjasama dengan suatu kelompok dalam tubuh AD untuk memprovokasi PKI agar melakukan gerakan kudeta.

Setelah itu, ganti PKI yang dihancurkan. Tujuan akhir skenario CIA ini adalah menjatuhkan kekuasaan Soekarno.

Baca Juga: Kapten Pierre Tendean, Pahlawan Revolusi Termuda yang Penuh Potensi dan Pemberani Korban G30S PKI

3.  Gerakan 30 September merupakan Pertemuan antara Kepentingan Inggris-AS.
Menurut teori ini G30S adalah titik temu antara keinginan Inggris yang ingin sikap konfrontatif Soekarno terhadap Malaysia bisa diakhiri melalui penggulingan kekuasaan Soekarno, dengan keinginan AS agar Indonesia terbebas dari komunisme.

Di masa itu, Soekarno memang tengah gencar melancarkan provokasi menyerang Malaysia yang dikatakannya sebagai negara boneka Inggris. Teori dikemukakan antara lain oleh Greg Poulgrain.

4. Soekarno adalah Dalang Gerakan 30 September.
Teori yang dikemukakan antara lain oleh Anthony Dake dan John Hughes ini beranjak dari asumsi bahwa Soekarno berkeinginan melenyapkan kekuatan oposisi terhadap dirinya, yang berasal dari sebagian perwira tinggi AD.

Karena PKI dekat dengan Soekarno, partai inipun terseret. Dasar teori ini antara lain berasal dari kesaksian Shri Biju Patnaik, seorang pilot asal India yang menjadi sahabat banyak pejabat Indonesia sejak masa revolusi.

Baca Juga: Jenderal yang Tidak Terbunuh dalam Peristiwa G30S PKI, 7 Pahlawan Revolusi, dan Ade Irma Suryani

Ia mengatakan bahwa pada 30 September 1965 tengah malam Soekarno memintanya untuk meninggalkan Jakarta sebelum subuh. Menurut Patnaik, Soekarno berkata “sesudah itu saya
akan menutup lapangan terbang”. Di sini Soekarno seakan tahu bahwa akan ada “peristiwa besar” esok harinya.

Namun teori ini dilemahkan antara lain dengan tindakan Soekarno yang ternyata kemudian menolak mendukung G30S. Bahkan pada 6 Oktober 1965, dalam sidang Kabinet Dwikora di Bogor, ia mengutuk gerakan ini.

5. Tidak ada Pemeran Tunggal dan Skenario Besar dalam Peristiwa Gerakan 30 September (Teori Chaos).
Dikemukakan antara lain oleh John D. Legge, teori ini menyatakan bahwa tidak ada dalang tunggal dan tidak ada skenario besar dalam G30S.

Kejadian ini hanya merupakan hasil dari perpaduan antara, seperti yang disebut Soekarno: “unsur-unsur Nekolim (negara Barat), pimpinan PKI yang keblinger serta oknum-oknum ABRI yang tidak benar”. Semuanya pecah dalam improvisasi di lapangan.

Baca Juga: Siapa Dalang dari G30S PKI yang Menewaskan 7 Pahlawan Revolusi dan Mengubah Sejarah Indonesia

6. Soeharto sebagai Dalang Gerakan 30 September
Pendapat yang menyatakan bahwa Soeharto adalah dalang Gerakan 30 September antara lain dikemukakan oleh Brian May dalam bukunya, “Indonesian Tragedy”.

Menurut Brian May terdapat kedekatan hubungan antara Letkol. Untung sebagai pemimpin Gerakan 30 September 1965 dengan Mayjen. Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima
Kostrad.

7. Dalang Gerakan 30 September adalah PKI
Teori inilah yang menjadi latar belakang film Pengkhianatan  G30S PKI. Berikut rangkumannya:

Rangkuman Film G30S PKI

Film dimulai dengan sebuah narasi panjang mengenai PKI dan Indonesia. Monumen Lubang Buaya juga disorot menjadi fokus pertama film ini. Setelah itu, berita mengenai hal-hal buruk yang telah dilakukan oleh PKI dijelaskan. Termasuk bagaimana PKI terlibat dalam penganiayaan di pesantren dan terlibat dalam konflik buruh.

Baca Juga: 5 Faktor Penyebab Terjadinya Peristiwa G30S PKI 1965 Penyebab Tewasnya 7 Pahlawan Revolusi

Kisah kemudian berlanjut ke Istana Bogor, tempat Presiden Soekarno dirawat karena sakit. Dokter kepresidenan yang saat itu berasal dari Tionghoa memberi kabar mengejutkan. Ketika itu presiden pertama Republik Indonesia tersebut sudah berusia 64 tahun dan kondisi kesehatannya memburuk. Bahkan diprediksi tidak lama lagi akan meninggal dunia.

Soekarno di masa terakhirnya terkenal dengan ideologi berupa Nasakom yaitu nasionalisme, agama dan komunisme. Menurunnya kondisi Soekarno sebagai pendukung PKI untuk berkiprah di politik Indonesia menimbulkan kekhawatiran petinggi PKI seperti DN Aidit dan Syam Kamaruzaman.

Akibatnya, PKI saat itu menyusup ke sejumlah posisi penting baik di pemerintahan maupun di angkatan bersenjata. Termasuk ke Angkatan Udara dan Angkatan Laut. Namun gerakan PKI ditentang oleh sejumlah jenderal Angkatan Darat. Melemahnya Presiden Soekarno dikhawatirkan akan merugikan PKI yang selama ini menjadi pendukung utama.

Baca Juga: Biodata Agama DN Aidit, Salah Satu Dalang G 30 S PKI Meninggal Karena Apa?

Dalam film G30S PKI, diketahui bahwa gerakan untuk mencoreng nama jenderal Angkatan darat dan rencana untuk kudeta terhadap pemerintahan yang sah telah terjadi beberapa bulan sebelum September 1965.

Rapat-rapat PKI yang diadakan di kediaman Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit yang merupakan Sekjen PKI sekaligus Wakil Ketua MPR Sementara 1 pada tanggal 8-12 Agustus 1965.

Beberapa tokoh penting yang menghadiri rapat tersebut diantaranya adalah Syam Kamaruzaman dan Letkol Untung Syamsuri serta Kolonel Abdul Latief yang merupakan komandan pasukan pengawal Presiden, Cakrabirawa.

Di bawah komando Syam, PKI menghembuskan isu bahwa ada kelompok Dewan Jenderal yang berusaha menggulingkan Presiden Soekarno. Yang termasuk ke dalam Dewan Jenderal ini adalah para jenderal Angkatan Darat yang selama ini melawan keberadaan PKI.

Baca Juga: Siapakah Letkol Untung yang Terkenal dalam Gerakan 30 September 1965

Isu ini diharapkan akan membuat masyarakat cemas sehingga mendukung tindakan PKI yang akan membantai Dewan Jenderal. Ada 7 jenderal yang menjadi target penculikan PKI dalam Gerakan 30 September 1965. Mereka adalah tokoh penting dalam pemerintahan dan Angkatan Darat.

Jenderal-jenderal tersebut adalah Ahmad Yani, R. Suprapto, MT Haryono, S. Parman, DI Pandjaitan, Sutoyo Siswomiharjo dan AH Nasution.

Pasukan Cakrabirawa mengepung satu persatu rumah ketujuh jenderal tersebut. Peristiwa ini terjadi pada 1 Oktober 1965 dini hari. Sekitar pukul 01.00-03.00 WIB.

Beberapa jenderal sempat mengulur waktu dan melawan yang berakibat pada penembakan di tempat. Dalam usaha penculikan tersebut, 3 jenderal dibawa hidup-hidup, 3 jenderal tewas di bunuh di rumah dan satu jenderal lolos dari maut.

Baca Juga: Misteri Lagu Genjer Genjer PKI, Sempat Dilarang Dinyanyikan, Bila Dinyanyikan Dapat Ditangkap!

Jenderal Ahmad Yani, Mayjend MT Haryono, dan Brigjend DI Pandjaitan tewas di rumah masing-masing setelah melakukan perlawanan.

Letjend R. Suprapto, Mayjend S. Parman, dan Brigjend Sutoyo Siswomiharjo dibawa hidup-hidup. Sedangkan Jenderal AH Nasution berhasil lolos dari maut.

Sayangnya, ada korban dari rumah Jenderal AH Nasution yaitu Ade Irma Suryani, puteri bungsu Jenderal AH Nasution dan Kapten Pierre Tendean, ajudan Jenderal AH Nasution.

Enam jenderal dan seorang ajudan dibawa ke kawasan latihan PKI di daerah Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.

Ketiga jenderal ini disiksa dengan sangat mengerikan di sebuah gubuk di lokasi yang sama hingga tewas. Sebelumnya mereka dipaksa menandatangani surat yang berisi rencana Dewan Revolusi. Di luar gubuk tempat mereka disiksa, terdengar nyanyian lagu-lagu khas PKI dan diiringi dengan teriakan-teriakan cemooh.

Baca Juga: Apakah Cakrabirawa itu PKI, Ikut Serta Dalam Penculikan dan Pembunuhan Para Jenderal G30S PKI

Ketujuh jasad tersebut kemudian dimasukkan ke dalam sebuah lubang yang merupakan bekas sumur lama dan ditutup tanah serta sebuah pohon pisang ditanam di atasnya.

Pagi harinya tanggal 30 September 1965 anak buah Letkol Untung mengambil alih kantor RRI (Radio Republik Indonesia) dan menyatakan PKI telah menumpas gerakan Dewan Jenderal yang hendak melakukan kudeta.

Namun hal ini dibantah oleh Mayjend Soeharto yang segera mengambil langkah taktis untuk menumpas PKI serta menghentikan gerakan PKI. Karena kekosongan kekuasaan di Angkatan Darat, Mayjend Soeharto mengambil alih sementara kekuatan Angkatan Darat.

Tindakan pun diambil dengan memburu yang terlibat dengan peristiwa G30S PKI dan menemukan lokasi jasad 7 Pahlawan Revolusi.

Baca Juga: Mengapa PKI Dilarang di Indonesia, INI Dasar Hukumnya yang Telah Berlaku Selama 57 tahun

Penemuan lokasi tersebut dibantu oleh Ajun Komisaris Polisi Soekitman yang sempat diculik dan menjadi saksi kekejaman PKI pada 3 Oktober 1965. Soekitman dibebaskan pada pagi hari usai penculikan tersebut terjadi.

Jenazah 7 Pahlawan Revolusi yang berada di dalam sumur dengan kedalaman 12 meter itu berhasil ditarik ke atas pada 4 Oktober 1965.

Pemakaman 7 Pahlawan Revolusi dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 1965 yang juga bertepatan dengan Hari TNI atau Hari ABRI.

Jenazah 7 Pahlawan Revolusi dimasukkan di dalam peti dan diusung di atas tank TNI. Proses pemakaman tersebut dihadiri puluhan ribu masyarakat yang memadati sepanjang jalan menuju Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Baca Juga: 4 Daftar Artis yang Mengaku Keturunan Keluarga PKI Nomor 4 Ada Aktor Ganteng

Berita potongan koran Berita Yudha yang menyatakan penumpasan pengkhianatan PKI ditayangkan di bagian akhir film.

Suara korban selamat, Jenderal AH Nasution bergema pada bagian akhir film yang menyatakan kesedihan tapi juga optimisme bahwa Indonesia akan bangkit dan jasa pahlawan akan terus dikenang.

Akhirnya, film ini juga menyebutkan berita penangkapan Letkol Untung, komandan Cakrabirawa dan desakan masyarakat untuk pembubaran PKI.

Rangkuman film G30S PKI ini hanyalah satu versi dari tujuh versi lainnya mengenai kejadian yang pernah berlangsung pada 30 Sptember 1965 dan menewaskan putra-putra terbaik bangsa Indonesia.***

Editor: Lasti Martina

Sumber: Kemendikbud

Tags

Terkini

Terpopuler