Siapa Tuan Bosscha dan Bagaimana Sejarah Bosscha? Mendadak Mistis Gegara Raminom Pengabdi Setan 2

- 12 Agustus 2022, 14:16 WIB
Siapa Tuan Bosscha dan Bagaimana Sejarah Bosscha? Mendadak Mistis Gegara Raminom Pengabdi Setan 2
Siapa Tuan Bosscha dan Bagaimana Sejarah Bosscha? Mendadak Mistis Gegara Raminom Pengabdi Setan 2 /Instagram.com/Qbosschaobservatory/

PORTAL PURWOKERTO - Bosscha menjadi salah satu tempat yang disorot usai film Pengabdi Setan 2 rilis di bioskop.

Apa sebenarnya misteri dan kisah sejarah dibalik Bosscha? Simak artikel berikut ini hingga selesai.

Adegan dan latar tempat Bosscha merupakan salah satu adegan pembuka di film Pengabdi Setan yang memberikan kengerian.

Sebab di dalam Bosscha terlihat puluhan mayat hidup yang berbentuk pocong sedang menyembah foto bergambar Raminom.

Baca Juga: Citra Bosscha Jadi Angker Usai Film Pengabdi Setan 2, Tagar Bosscha Untuk Belajar Mulai Ramai

Lantas, siapa sebenarnya pendiri Bosscha dan bagaimana sejarahnya?

Pihak Observatorium Bosscha sudah angkat bicara terkait film Pengabdi Setan dan memastikan bahwa mereka tidak terlibat dalam pembuatan film.

"Kami senantiasa menjunjung tinggi kebenaran via ilmu astronomi yang kami kembangkan dan bagikan kepada masyarakat, terutama anak-anak sekolah," ujarnya dalam unggahan instagram @bosschaobservatory yang diunggah pada hari Kamis 11 Agustus 2022.

Observatorium Bosscha dibangun oleh inisiasi Karel Albert Rudolf (KAR) Bosscha dan dibantu oleh keponakannya RA Kerkhoven serta seorang astronom Hindia Belanda, Joan George Erardus Gijsbertus Voute.

Bosscha mengumpulkan para peminat untuk membuat perkumpulan yang merealisasikan ide pembangunan observatorium.

Tanggal 12 September 1920 di Hotel Homann Bandung telah dibentuk Perhimpunan Astronomi Hindia Belanda atau Nederlandsh-insdische Sterrenkundige Vereniging (NISV) yang memiliki tujuan spesifik mendirikan observatorium astronomi di Hindia Belanda dan memajukan ilmu astronomi.

Baca Juga: Bukan Cuma Raminom, Musik Pengabdi Setan 2 Bikin Gelisah, Benarkah Lantunan dari Dalam Kubur?

Tuan Bosscha

Karel Albert Rudolf Bosscha (15 Mei 1865 – 26 November 1928) adalah seorang Belanda keturunan Jerman yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat pribumi Hindia Belanda pada masa itu dan juga merupakan seorang pemerhati ilmu pendidikan khususnya astronomi.

Pada bulan Agustus 1896, Bosscha mendirikan Perkebunan Teh Malabar. Dan pada tahun-tahun berikutnya, ia menjadi juragan seluruh perkebunan teh di Kecamatan Pangalengan.

Selama 32 tahun masa jabatannya di perkebunan teh ini, ia telah mendirikan dua pabrik teh, yaitu Pabrik Teh Malabar yang saat ini dikenal dengan nama Gedung Olahraga Gelora Dinamika dan juga Pabrik Teh Tanara yang saat ini dikenal dengan nama Pabrik Teh Malabar.

Pada tahun 1901 Bosscha mendirikan sekolah dasar bernama Vervoloog Malabar. Sekolah ini didirikan untuk memberi kesempatan belajar secara gratis bagi kaum pribumi Indonesia, khususnya anak-anak karyawan dan buruh di perkebunan teh Malabar agar mampu belajar setingkat sekolah dasar selama empat tahun.

Pada masa kemerdekaan Indonesia, nama sekolah ini berubah menjadi Sekolah Rendah, kemudian berubah lagi menjadi Sekolah Rakyat. Dan diganti lagi menjadi Sekolah Dasar Negeri Malabar II hingga saat ini.

Baca Juga: Teka-teki Simbol HEROSASE Film Pengabdi Setan 2 ada di Film Pintu Terlarang Karya Joko Anwar, Ini Teorinya!

Bosscha juga berperan penting dalam pendirian Technische Hoogeschool te Bandoeng - sekolah tinggi teknik di Hindia Belanda (sekarang menjadi Institut Teknologi Bandung) yaitu sebagai Ketua College van Directeureun (Majelis Direktur); yang mengurus kebutuhan material bagi TH Bandung mulai dari pembangunannya sampai kegiatan akademik berjalan (hingga diambil alih oleh Pemerintah).

Untuk mengenang jasanya, pada tahun 1924 komplek laboratorium fisika TH Bandung dinamakan Bosscha-Laboratorium Natuurkunde.

Pada tahun 1923, Bosscha menjadi perintis dan penyandang dana pembangunan Observatorium Bosscha yang telah lama diharapkan oleh Nederlands-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV).

Kemudian ia bersama dengan Dr. J. Voute pergi ke Jerman untuk membeli Teleskop Refraktor Ganda Zeiss dan Teleskop Refraktor Bamberg.

Pembangunan Observatorium Bosscha selesai dilaksanakan pada tahun 1928. Namun ia sendiri tidak sempat menyaksikan bintang melalui observatorium yang didirikannya karena pada tanggal 26 November 1928 ia meninggal beberapa saat setelah dianugerahi penghargaan sebagai Warga Utama kota Bandung dalam upacara kebesaran yang dilakukan Gemente di Kota Bandung.

Selama hidupnya, Bosscha memilih untuk tidak menikah. Pada akhir hayatnya, karena kecintaannya pada Malabar, dia meminta agar jasadnya disemayamkan di antara pepohonan teh di Perkebunan Teh Malabar.***

Editor: Dyah Sugesti Weningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah