Eks Napiter Pengikut Noordin M Top Datangi Ganjar, Ada Apa?

- 28 Oktober 2020, 14:13 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerima bendera Merah Putih dari Sri Puji Mulyo Siswanto, eks Napiter yang ditangkap dan dipenjara selama enam tahun usai menyembunyikan Noordin M Top dan Dr Azhari, Rabu 28 Oktober 2020
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerima bendera Merah Putih dari Sri Puji Mulyo Siswanto, eks Napiter yang ditangkap dan dipenjara selama enam tahun usai menyembunyikan Noordin M Top dan Dr Azhari, Rabu 28 Oktober 2020 /dok Humas Pemprov Jateng

Ganjar kemudian mengajak ngobrol Sri Puji. Kepadanya, Ganjar menanyakan kisah selama tersesat dalam jaringan terorisme sampai kembali sadar, 

"Surprise sekali saya mendapat kado ini. Menarik ya,  saudara  kita yang pernah tersesat kini kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Hari ini, mereka sudah melakukan aktivitas untuk berbagi pengalaman, cerita bagaimana nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan penting untuk dijaga," kata Ganjar.

Baca Juga: Ade Londok Akhirnya Minta Maaf kepada Ganis dan Putrinya atas Kata-kata Kasar yang Dilontarkan

Dia berharap Sri dan mantan napiter lainnya sebagai jurubicara mengkampanyekan bagaimana berbangsa, bernegara dan berpancasila. 

Apalagi saat masyarakat Indonesia,  sedang merayakan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, merupakan sejarah proses pemersatuan bangsa.

"Kami juga akan mendampingi, akan kami bantu agar mereka bisa kembali bermasyarakat dan melakukan usaha," pungkasnya.

Baca Juga: Ratusan Warga Mengungsi Akibat Banjir Melanda Kroya Cilacap

Sri Puji sendiri mengatakan sengaja memberikan kado Bendera Merah Putih saat hari ulang tahun Ganjar. Bendera berukuran 40x60 cm itu dijahit sendiri oleh para eks Napiter di Yayasan Persadani.

"Kami ingin memberikan sesuatu pada Pak Ganjar di hari bahagia. Bendera ini simbol pada pak Ganjar selaku bapak kami di Jawa Tengah, bahwa ini lho ada warga bapak yang dulunya 'nakal' sekarang sudah kembali ke NKRI," terangnya.

Warga Genuk Kota Semarang ini menerangkan, dirinya terlibat dalam kegiatan terorisme awalnya karena rasa empati melihat saudara-saudara sesama muslim yang dizolimi. Karena emosional yang tidak terkendali, ia lama-lama masuk ke jaringan itu.

Halaman:

Editor: Eviyanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x