OJK Purwokerto Gelar Webinar Cara Halal Jadi Crazy Rich, Riwin Mihardi: Bukan Sekadar Flexing

- 20 April 2022, 12:21 WIB
OJK Purwokerto Gelar Webinar Cara Halal Jadi Crazy Rich, Riwin Mihardi: Bukan Sekadar Flexing!
OJK Purwokerto Gelar Webinar Cara Halal Jadi Crazy Rich, Riwin Mihardi: Bukan Sekadar Flexing! /Dokumentasi OJK/


PORTAL PURWOKERTO - Kepala OJK Purwokerto Riwin Mihardi mengatakan fenomena flexing sempat merajalela dan banyak anak muda yang mengaku sebagai crazy rich.

"Crazy rich ternyata tidak sepenuhnya jadi sumber motivasi, karena banyak yang malah flexing dan pamer harta. Faktanya di lapangan, tidak ada yang instan dan kaya mendadak," ujarnya dalam webinar Cara Halal Jadi Crazy Rich, Rabu, 20 April 2022.

Riwin menambahkan, kegiatan ini merupakan bagian dari Safari Ramadhan OJK Purwokerto dan bertujuan untuk memberikan pemahaman dan skema produk keuangan syariah.


"Produk keuangan syariah sebenarnya sudah cukup lama, tapi harus diperkenalkan terus menerus. Ini bagian dari ikhtiar kita selain edukasi keuangan tapi juga menyemarakkan bulan Ramadhan," kata dia.

Baca Juga: Resmi! Kantor OJK Purwokerto Kini di Jalan Gatot Subroto Nomor 46

Rangkaian Safari Ramadhan ini ada beberapa kegiatan dari kontes keuangan syariah, seleksi olimpiade cerdas cermat keuangan syariah hingga instagram live kuis bersama influencer.

Adapun juara lomba Cerdas Cermat Keuangan Syariah di wilayah Banyumas dimenangkan oleh SMAN 1 Ajibarang sebagai juara pertama. Juara kedua SMA MBS Zam-Zam dan juara ketiga SMK Komputama Majenang.

Dalam webinar Cara Halal Jadi Crazy Rich, OJK Purwokerto mengundang dua narasumber yakni Putri Madarani founder Halalvestor dan Idunk Ace Pradana yang merupakan praktisi investor pasar modal syariah.

Menurut Riwin, webinar kali ini penting agar generasi muda tak terjebak dengan fenomena flexing dan crazy rich.

"Ini penting, agar jangan ada mindset cepet kaya semuda mungkin supaya bisa menikmati hasil secepat kilat dan bisa menjadi sumber motivasi buat kita, bagaimana menjadi crazy rich yang barokah," ujarnya.

Baca Juga: Mengenal DNA Pro, Investasi Trading Robot yang Ternyata Ilegal

Perencanaan Keuangan Syariah

Founder Halalvestor, Putri Madarina
Founder Halalvestor, Putri Madarina

Putri Madarina, Founder Halalvestor mengungkapkan bagaimana merencanakan keuangan dengan mudah.

"Perencanaan keuangan itu sangat simpel, kita harus tahu kenapa kita butuh perencanaan keuangan. Karena tidak akan membuat kita kaya dalam satu malam," ujar Putri.

Lebih lanjut, Putri menegaskan jika perencanaan keuangan syariah merupakan bentuk tanggungjawab terhadap diri sendiri, keluarga dan masa depan baik di dunia maupun akhirat.

"Ibaratkan gajian sebagian ditabung, sedekah, dan nabung sendiri.
Kalau sudah berkeluarga, harus mengatur keuangan keluarga," katanya.

Baca Juga: Belajar Investasi dari Kisah Nabi Yusuf! Agar Selamat dari Masa Paceklik

Bagaimana cara mengatur keuangan agar tidak boncos? Menurut Putri Madarina, langkahnya adalah menghitung pendapatan, menghitung pengeluaran, cash budget dan defisit keuangan.

"Bisa juga kita meniru budgeting a la Salman Al-Farisi yaitu sepertiga pendapatan untuk sedekah, sepertiga untuk kebutuhan lalu yang sepertiga lagi untuk investasi," kata dia.

Jika dirasa masih sulit, maka cara termudah dalam mengelola keuangan adalah dengan menetapkan saving 20 persen dan semua pengeluaran 80 persen. "Tapi kita harus konsisten ya, kalau 20 persen maka terapkan terus setiap dapat gaji," kata dia.

Putri juga menyarankan agar sebagian dana dari saving diinvestasikan ke investasi yang aman dan terdaftar di OJK seperti reksa dana, pasar modal atau emas.

Baca Juga: Waspada Peluang Investasi Emas, Cek Dulu 20 Daftar Investasi Emas yang Diblokir OJK

"Ada berbagai macam jenis investasi, ketahui dulu mau pilih yang mana sebelum memutuskan," katanya.

Investasi di Pasar Modal Syariah

Idunk Ace Pradana, praktisi pasar modal syariah
Idunk Ace Pradana, praktisi pasar modal syariah

Sementara itu, Idunk Ace Pradana memiliki cara yang berbeda dalam berinvestasi. Ia memilih untuk berinvestasi sejak duduk di bangku kuliah.

Meski akhirnya meraup keuntungan dari pasar modal, bukan berati tak ada resiko di dalam pasar modal syariah.

Kala itu, Idunk sempat mengalami kerugian  86,6 persen. "Dari yang dana Rp6 juta hanya tersisa Rp800 saja. Saya sempat stres dan malu, jadi gak berani lagi datang ke Galeri Investasi," kata dia.

Meski demikian, Idunk tak lantas menyerah. Ia mencoba mencari ilmu kepada orang yang benar-benar pakar di bidangnya, yakni Lo Kheng Hong.

Baca Juga: Flexing dan Skema Ponzi, Kenali Hal Mencurigakan dari Investasi Bodong Menurut Pandu Sjahrir

Semangat Idunk kembali bangkit kala ia mendengarkan penjelasan dari Lo Kheng Hong.

"Mulai dari situ buka lagi akun yang udah berbulan bulan aku tinggalkan, top up beberapa kali sampai terkumpul Rp50 juta," kata dia.

Dengan keuntungan tersebut Idunk bahkan melamar sang istri dengan saham Sidomuncul.

Lantas bagaimana cara berinvestasi yang aman?

Idunk memberikan tips salah satunya adalah memutuskan untuk investasi jangka pendek atau investasi jangka panjang.

Baca Juga: Ini 10 Platform Investasi Ilegal Robot Trading Menurut OJK, Selain Robot Trading Fahrenheit

"Kalau jangka pendek bisa pilih reksadana atau pasar uang, sedangkan saham bisa diinvestasikan untuk jangka panjang," kata dia.

Idunk juga berbagi bagaimana ia mengalokasikan keuangan bulanan, yakni dengan membagi ZIS 2,5 persen, investasi 10 persen, dana darurat 10 persen, konsumsi 70 persen dan liburan 7,5 persen.

Bagi yang ingin berinvestasi di pasar saham, berikut tips dari Lo Kheng Hong:

1. Memilih emiten yang memiliki fundamental kuat.

2. Lihat manajemen orang orang yang mengelola itu sudah pengalaman atau tidak. Lihat manajemen bagus atau tidak dengan deviden yang dibagikan, besarnya seberapa dan rutin atau tidak setiap tahunnya.

Baca Juga: Waspada! Ini Daftar Investasi Ilegal OJK 2022, Mulai Trading Binary Option, Aset Crypto, Hingga Pinjol Ilegal

3. Perhatikan juga usahanya di masa depan, masih aktif atau tidak. Pilih perusahaan yang labanya besar dari rasio ROE

4. Pilih perusahaan yang tumbuh dalam jangka panjang.

Cermati valuasi dari PER atau PBV bandingkan juga dengan kompetitornya. Beli saat harga murah.***

Editor: Dyah Sugesti Weningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah