Hubungan Intim Saat Hamil dan Mengalami Orgasme, Amankah untuk Janin?

Ilustrasi ibu hamil yang bekerja /Pexels.com/Pavel Danilyuk

PORTAL PURWOKERTO - Saat hamil memang semua serba dijaga, demi sang buah hati terlahir sehat sempurna. Misalnya saja wanita hamil tak disarankan makan olahan daging mentah atau setengah matang, bahkan aroma tertentu sering membuat mual.

Tak hanya itu, menonton komedi situasi yang lucu pun dapat membuat ibu hamil emosional dan berlinang air mata. Semua serba sensitif bagi wanita hamil.

Namun ada satu hal yang seringkali membuat penasaran, namun sungkan untuk ditanyakan, bahkan pada dokter kandungan.

Baca Juga: Waspada Varian Virus Baru, Produsen Farmasi Berlomba Kembangkan Vaksin Booster Virus Corona

Apakah boleh orgasme selama kehamilan?

Jawaban singkatnya adalah ya. Dalam banyak kasus, orgasme saat hamil itu baik-baik saja, pada kenyataannya, ini juga bagus untuk keadaan emosional dan mental Anda.

Banyak mitos yang beredar berkenaan dengan aman atau tidaknya melakukan hubungan intim hingga ketika hamil, utamanya tentang keamanan janin dan mengenai persalinan lebih dini.

Baca Juga: Bipolar Disorder Adalah Penyakit Mental dan Perubahan Mood yang Ekstrem, Berikut Ini Cirinya

Ketika berbicara tentang seks selama kehamilan, banyak juga faktor yang menjadi pertimbangan yang memberatkan untuk melakukannya.

Anda mungkin sedang tidak mood karena hormon dan mual di pagi hari, pasangan Anda mungkin khawatir jika mengganggu janin atau menyakiti Anda, dan Anda berdua mungkin khawatir tentang orgasme dan kontraksi rahim.

Selalu tanyakan kepada dokter Anda tentang keadaan kehamilan dan janin, jika semuanya baik, maka tentu baik-baik saja untuk berhubungan seks. Karena jika kehamilan Anda berisiko rendah, umumnya sangat aman untuk melakukannya.

Baca Juga: Wahai Mama, Jika Mengalami Ini Sebaiknya Hindari Hubungan Intim Saat Hamil!

Faktanya, ketika para peneliti mengamati penelitian yang melibatkan 1.483 wanita hamil, mereka menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara mereka yang berhubungan seks selama kehamilan dan mereka yang tidak berhubungan seks dalam hal menginduksi kontraksi persalinan.

Dikutip dari Healthline, peneliti juga mencatat bahwa pada kehamilan risiko rendah, seks tidak dikaitkan dengan "kelahiran prematur, ketuban pecah dini, atau berat lahir rendah".***

Editor: Dyah Sugesti Weningtyas

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler