PORTAL PURWOKERTO - Seorang warga Gemolong Sragen agaknya membuat sebagian warganet geram gara-gara twit yang ditulisnya di akun Twitter.
Melalui akun Twitter @anwar_noorr, iamengaku telah sampai di kampung Halamannya bersama keluarga tanpa melalui karantina dan protokol kesehatan yang diterapkan Pemerintah.
Twit yang ditulisnya pada Senin, 3 Mei 2021, ini merupakan balasan untuk twit yang diunggah Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada hari yang sama.
Ia menuliskan balasan twit terkait unggahan Gubernur Ganjar mengenai larangan mudik 2021.
"Kita harus selalu waspada:
1. Tidak mudik dulu ya
2. Pasar, mall, resto, tempat wisata, tempat ibadah diatur agar kerumunan tdk terjadi & prokes 3M ketat
Apakah di RT mu ada yg sudah mudik/pulkam?," twit Gubernur Ganjar.
Baca Juga: Terungkap, Fakta Terkait Larangan Menikah dan Hajatan Selama Mudik Lebaran Jilid 1 di Kebumen
Warga Gemolong Sragen tersebut membalasnya dengan "Alhamdulillah teman-teman dari perantauan sama keluarga sudah sampai di Gemolong pak tanpa karantina²nan dan tanpa prokas prokes tentunya ewhewhwhe," tulis Salestwett, @anwar_noorr.
Langsung saja, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ini membalas cuitannya dengan men-tag jajaran Pemkab Sragen.
"Apakah sdh dites antigen? cc @HumasKabSragen @Kodim_Sragen @ressragen @SatpolPP_Sragen," balas Gubernur Ganjar.
Tak hanya Ganjar, warganet pun ikut berkomentar atas balasan tersebut. Salah satunya @maskasum1009.
"ngono kok ya bangga lho sampe ngreply gubernure. ngko nek diparani tenan kan malah ngrepoti wong sak kampung," cuitnya.
"Ini sarkasme, terlihat betul pegel atine, seng sabar yo mas mugo ae segera ada sidak," cuit akun lainnya.
Baca Juga: 8 Titik Penyekatan di Banyumas Selama Larangan Mudik 2021 Dijaga Petugas Gabungan
"Gini kok bangga, malah nantang gubernur. Luar biasa," komen warganet lainnya.
"Ngaten niku njenengan bangga,mas? Kok cik men..," twit warganet yang lain.
Selama larangan mudik 2021, warga dihimbau untuk tidak melakukan perjalanan ke kampung halaman untuk memutuskan penyebaran virus Covid-19 yang hingga hari ini masih menghantui Indonesia.***