Kebumen, Memiliki Sapi PO Kebumen Jateng, Ini Ciri, Unggulan, Harga Sapi PO Peternakan di Mirit Ambal

5 Juli 2023, 19:03 WIB
Kebumen, Memiliki Sapi PO Kebumen Jateng, Ini Ciri, Unggulan, Harga Sapi PO Peternakan di Mirit Ambal /Yumi Karasuma/Portal Purwokerto

PORTAL PURWOKERTO - Siapa sangka jika Kabupaten Kebumen memiliki Sapi PO Kebumen yang menjdi Kebanggaan masyarakat Jawa Tengah

Sapi PO (Bos indicus) Kebumen merupakan aset ternak yang memiliki nilai ekonomi dan sosial yang tinggi di Jawa Tengah.

Sapi PO Kebumen tersebut memberikan manfaat bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan dan pupuk organik untuk mendukung pertanian.

Selain itu, sapi PO Kebumen memiliki pertumbuhan yang baik dibandingkan dengan sapi PO pada umumnya di Indonesia.

Apa keunggulan Sapi PO ini, dikutip dari laman Pemprov Jawa Tengah, mereka memiliki bobot badan yang dapat mencapai 900 kg, tahan terhadap kondisi pakan yang terbatas, serta memiliki ciri-ciri fenotipe yang khas, seperti gelambir tebal berlipat-lipat membentuk garis lurus tidak putus mulai dari dagu sampai ke ambing, warna putih polos, dan jinak.

Baca Juga: TIPS Cara Membuat Gepuk Sapi yang Enak dan Empuk TERNYATA MUDAH!

Ir. Ign. Hariyanta Nugraha, M.Si Kepala Bidang Produksi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Jateng mengatakan,  terbentuknya sapi PO Kebumen merupakan hasil jerih payah masyarakat Kabupaten Kebumen, khususnya peternak di Kecamatan Ambal, Bulu Pesantren, Klirong, Petanahan, Puring, dan Mirit.

Keenam kecamatan ini dikenal dengan sebutan daerah Urut Sewu. Masyarakat di wilayah tersebut telah membudidayakan ternak sapi PO secara turun-temurun, yang menghasilkan keturunan sapi PO Kebumen yang dikenal saat ini.

Sapi Ongole (Bos indicus) memiliki peran penting dalam sejarah sapi di Indonesia. Sapi jantan Ongole dibawa dari daerah Madras dan Zebu di India ke pulau Jawa, Madura, dan Sumba. Di Sumba, mereka dikenal sebagai sapi Sumba Ongole.

Sapi Sumba Ongole kemudian dibawa ke Jawa dan dikawinkan dengan sapi asli Jawa, yang kemudian dikenal sebagai peranakan Ongole (PO).

Sapi ini juga dikenal dengan sebutan sapi putih, sapi lokal, atau sapi Jawa. Wilayah pengembangan sapi PO meliputi Kabupaten Kebumen, Pati, Rembang, Blora, Grobogan, Wonogiri, dan Boyolali.

Baca Juga: Olahan Daging Kurban: Haejangguk, Sup Kaldu Tulang Sapi yang Segar!

Saat ini Sapi PO yang murni sangat sulit ditemukan karena telah banyak disilangkan dengan sapi Brahman.

Oleh karena Sapi PO kerap disebut sebagai sapi lokal berwarna putih keabu abuan, berkelas dan gelambir.

Sesuai induk persilangan sapi PO terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja. Mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perbedaan lingkungan sapi ini juga memiliki tenaga yang kuat.

Keunggulan lainnya seperti yang dilansir laman disnakkeswan Pemprov NTB keunggulan sapi PO ini antara lain tahan terhadap panas, terhadap ekto dan endoparasit, pertumbuhan relatif cepat walaupun adaptasi terhadap pakan kurang, serta persentase karkas dan kualitas daging baik

Aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal setelah beranak, sedangkan jantannya memiliki kualitas semen yang baik.

Baca Juga: Ini Perbedaan Daging Sapi dan Kambing yang Paling Gampang Dilihat, Jangan Sampai Keliru

Sedang haga sapi PO Kebumen jantan sangat bervariatif tergantung kualitas dan usia  berkisar antara 15 juta hingga 25 juta per ekornya. Sedang anakan sapi usia antara 3 – 5 bulan antara Rp 5 juta hingga 6 juta.

Sejarah sapi PO dimulai tahun ketika itu 1900, Residen Bagelen Burnaby Lautier (Belanda) mendatangkan sapi Benggala/Ongole dari Zebu India dan dikawinkan dengan sapi Jawa, menghasilkan sapi yang terkenal dengan nama Sapi Benggala Jawa

Sapi ini menjadi bibit sapi populer di daerah Mirit dan Kutoarjo (Kebumen) dan menyebar hingga ke daerah Yogyakarta. Pada tahun 1906-1917, peternakan sapi didirikan di Mirit dengan nama Mirit Banteng dan dikembangkan dua jenis sapi, yaitu sapi Jawa dan sapi Benggala.

Pada masa itu, pemurnian ras sapi Benggala/Ongole juga dilakukan di Pulau Sumba. Pemerintah kolonial Belanda juga mengimpor lagi sapi Ongole dari India. Pada tahun 1935, sapi Ongole dari India kembali dimasukkan ke Mirit.

Pada tahun 1953, inseminasi buatan dengan semen segar mulai dikenalkan. Pada tahun 1965-1975, di Mirit dibangun rumah dinas Dokter Hewan dan peternakan mulai berkembang pesat. Pada era 1970-an, banyak diselenggarakan kontes ternak baik tingkat Kabupaten, Provinsi, maupun nasional.

Baca Juga: MUDAH! Cara Membuat Steak Daging Sapi Kurban yang LEZAT

Bapak Kromosemito dari Mirit pernah menjadi juara nasional. Pada tahun 1976, di Mirit, Pemerintahan Soeharto mendatangkan 4 ekor pejantan Ongole dan Brahman dari India dan menjaga kemurniannya hingga saat ini.

Di Kebumen, sapi Madrasin (singkatan dari Madjapahit Ras) yang merupakan persilangan generasi ke generasi sapi Jawa, sapi Ongole, dan sapi Brahman menghasilkan Sapi PO Kebumen dengan hasil penelitian Aryogi pada tahun 2006 (Lolit Grati).

Sapi PO Kebumen memiliki 76% kekerabatan dekat dengan Sapi Madras di India. Sapi PO Kebumen memiliki karakteristik khas yang tidak ditemukan pada sapi PO umumnya di Jawa.***

Editor: Eviyanti

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler