PORTAL PURWOKERTO- Bupati Banyumas Achmad Husein alias Bakul Peso bersedia menjadi “kelinci percobaan” vaksin anti corona meski dari segi usia sudah tidak memungkinkan.
Saat ini Husein berusia 61 tahun lebih 4 bulan, tidak masuk kriteria sasaran program vaksinasi gratis dari pemerintah. Bakul Peso nama julukan Bupati Husein yang diberikan warganet di media sosial.
Saya siap yang pertama di vaksin, jika program vaksin anti Corona sudah ada. Meski usia saya lebih dari 59 tahun, tidak masuk dalam kategori program vaksin,"kata Husein Minggu 29 November 2020.
Sebab sesuai program pemerintah sasaran vaksinasi adalah warga yang berusia antara 19 sampai dengan 59 tahun, Sementara dirinya sudah menginjak usia 61 tahun lebih 4 bulan.
Baca Juga: Buntut Swab Habib Rizieq, Polisi Bakal Panggil Pihak RS UMMI Bogor
Meski demikian dirinya siap menjadi salah satu pasukan relawan vaksinasi di Banyumas.
Hingga saat ini pendapat masyarakat soal vaksin anti virus corona masih pro dan kontra. Oleh karena masyarakat perlu diyakinkan, sekaligus sebagai cara menepis hoaks yang menyoal kehalalan hingga keraguan atas kualitas vaksin.
Padahal vaksin satu satunya harapan untuk melindungi orang sehat penularan Corona. Yang sehat akan mendapat imun dari vaksin.
Baca Juga: FPI Benarkan Habib Rizieq Pulang dari RS Ummi, Polresta Bogor Bakal Menyelidiki
Mengenai kapan vaksinasi anti corona Husein mengakui belum mengetahui persis.
Dinas Kesehatan Jateng Tengah menyebut jika tidak ada aral melintang vaksinasi massal akan dilakukan pada awal tahun 2021.
Alokasi untuk Jateng jumlahnya sekitar 21 juta, tepatnya 21.252.000 dosis vaksin. Itu hitungannya berdasarkan jumlah sasaran di Jateng dengan penduduk sekitar 35 juta.
Baca Juga: Erupsi Hingga 4 Ribu Meter, Gunung Ili Lewotolok Susul Gunung Sinabung
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo sebelumnya mengatakan, sasaran vaksin adalah mereka yang berumur 18-59 tahun. Distribusinya, sesuai dengan kelompok-kelompok sasaran tertentu.
Terkait merk vaksin, Yuli menyebut hal itu bergantung pada keputusan pemerintah pusat. Karena, Dinkes Jateng tidak membeli vaksin tersebut secara mandiri. ***