Sebelumnya patroli keranda sudah dilakukan di pasar pasar, sebab kerumunan di pasar sulit sekali di berikan himbauan.
“Kemudian muncul ide dari petugas, patroli di wilayah kerumunan dengan membawa keranda mayat. Siapa saja yang melanggar prokes siap-siap masuk keranda termasuk saat jam malam,” tambahnya.
Sebelumnya patroli keranda sudah dilakukan namun salam PPKM lebih diintensifkan. Sebab hasilnya efektif banyak yang menolak masuk keranda, namun pihaknya tetap tegas.
Baca Juga: Sehari Sebelum Penerapan PSBB Cilacap, Kasus Positif Covid-19 Aktif Mencapai 1.053 Orang
Reaksi pelanggar prokes yang kena sanksi masuk keranda, banyak yang menolak, nangis.
“Kami hanya berikan satu kali teguran, kalau tetap ngeyel akan langsung kami eksekusi,” terangnya.
Sebagian besar pilih untuk sanksi sosial misal membersihkan WC dari pada masuk keranda, banyak yang takut.
“Ini sebagai efek jera karena selama sanksi sosial tidak banyak membawa efek,” katanya.
Karena saat ini banyak warga yang tidak mempercayai Covid 19 sehingga mengabaikan prokes. “Biar di dalam keranda mereka berpikir bahwa banyak yang akan sedih jika meninggal. Korban covid sudah banyak yang meninggal hanya karena kita tidak disiplin untuk prokes,” tambahnya.
Baca Juga: Beredar Foto Bayi Penumpang Sriwijaya Air Dikabarkan Selamat, Benarkah? Ini Penjelasannya