Dedi mengatakan jika macan kumbang yang tertangkap kamera perangkap dari BKSDA berada di wilayah Pulau Nusakambangan timur.
“Memang ada spesies individu yang berbeda, di tengah dan barat. Jika di wilayah timur, yang terdata dari sekian bulan ada empat ekor,” ujarnya.
Secara keseluruhan, di Pulau Nusakambangan diperkiraan ada sekitar 18 ekor. Hal ini berdasarkan olah data pemantauan di wilayah Nuskambangan timur, barat dan data yang dilakukan pemerhati lingkungan lain.
Macan tutul menurutnya tidak berbahaya. Karena macan tersebut memiliki insting untuk mengetahui mana yang berbahaya, mana makanan dan lainnya.
Menurutnya, saat ini habitat dari macan kumbang ini belum terganggu dan masih seimbang. Hal ini berdasarkan indikasi, belum adanya laporan, ternak warga yang menjadi sasaran dari macan kumbang.
Karena itu, dipastikan makanan alami macan kumbang di dalam hutan Nusakambangan masih ada dan seimbang.
“Ini satwa yang dilindungi, dan ada larangan menangkap satwa ini,” katanya.