PORTAL PURWOKERTO - Erupsi Gunung Merapi masih mengintai warga masyarakat DI Yogyakarta.
Untuk mengantisipasi dampak terburuk erupsi ini pihak BNPB melakukan latihan geladi ruang atau tabletop exercise (TTX) dan tactical floor game (TFG) yang melibatkan berbagai pihak dalam penguatan kesiapsiagaan untuk menghadapi ancaman Gunung Merapi.
Baca Juga: Friday the 13th, Gunung Merapi Alami Gempa Guguran 9 Kali
BNPB akan menyenangkan kegiatan ini mulai 17 – 19 November 2020 di Yogyakarta. Pihak BNPB mengatakan bahwa terselenggaranya TTX dan TFG bertujuan untuk bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terkait ancaman dan risiko melalui sistem informasi dan komunikasi, termasuk peringatan dini.
Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan terkait sistem penanggulangan kedaruratan bencana.
Baca Juga: Erupsi Merapi, Evakuasi Masih Berlangsung, Seribuan Lebih Warga Tempati Pengungsian
Antisipasi penanggulangan ini melibatkan multipihak sehingga dibutuhkan mekanisme kerjasama serta koordinasi penanganan darurat bencana yang efektif antara pemerintah kabupaten/kota, provinsi dan nasional. Begitu juga penanggulangan dampak terburuk erupsi selama masa pandemi.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) B. Wisnu Widjaja menyampaikan ada empat target dalam latihan.
Baca Juga: Guguran Lava Gunung Merapi Mulai Terlihat, Warga Diminta Tetap Tenang
"Yaitu mencegah terjadinya korban jiwa atau zero victim, kemudian sesedikit mungkin warga yang terdampak, meminimakan dampak ekonomi maupun infrastruktur,” kata Wisnu pada Selasa, 17 November 2020, melalui laman resmi BNPB.
Sedangkan dalam menyikapi potensi ancaman bahaya ini, Kepala Pelaksana BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Biwara Yuswantana mengatakan ada ruang yang perlu dipersiapkan yang sifatnya tidak terduga.
Baca Juga: Aktivitas Gunung Merapi Masih Terus Meningkat, Guguran Lava Mulai Keluar
“Ini menjadi pertimbangan, apakah yang direncanakan dengan baik dalam TTX dan TFG ini dapat betul-betul meng-cover kondisi yang mungkin terjadi,” ujar Biwara.***