Dari Kejadian Novia Widyasari, Ketahui Apa Itu Mental Illness dan Bagaimana Cara Menghadapinya

4 Desember 2021, 22:00 WIB
Ilustrasi mental illnes. Kejadian Novia Widyasari, Ketahui Apa Itu Mental Illness dan Bagaimana Cara Kita Menghadapinya /Pixabay

PORTAL PURWOKERTO - Berdasakan kasus Novia Widyasari, ketahui apa itu mental illness dan bagaimana cara kita menghadapinya.

Novia Widyasari menjadi trending di Twitter hari ini, karena kematiannya menguak banyak hal yang memprihatinkan.

Jagad media sosial sedang ramai dengan kasus tewasnya mahasiswi Universitas Brawijaya Malang, Novia Widyasari yang ditemukan di samping makam ayah kandungnya.

Ternyata mahasiswi yang masih berusia 23 tahun ini memiliki kisah pilu yang baru diungkapkan oleh temannya di media sosial sampai menjadi trending Twitter.

Baca Juga: Viral Twitter, Novia Widyasari Rahayu Bunuh Diri di Makam sang Ayah, Ini Kronologis Kejadiannya

Hastag #savenoviawidyasari menjadi nomor satu trending Twitter Indonesia setelah teman Novia Widyasari menguraikan apa yang sebenarnya terjadi.

Novia Widyasari ditemukan di samping makam ayahnya pada hari Kamis 2 Desember 2021 lalu diduga karena minum racun sianida.

Kabar tewasnya Novia Widyasari ini ternyata memiliki cerita lain, Novia diduga adalah korban dari rudapaksa dan pemaksaan untuk menggugurkan kandungannya yang dilakukan oleh kekasihnya sendiri.

Keluarganya yang seharusnya mensupport malah menekannya bahwa dia hanya mempermalukan nama baik keluarga besarnya saja.

Baca Juga: Isi Curhatan Pilu Novia Widyasari Rahayu atau Aulia Dinarmara Putri R di Quora, Beri Pesan Terakhir untuk Mama

Novia Widyasari juga dikabarkan sudah melaporkan kejadian ini kepada propam karena ternyata kekasihnya adalah seorang oknum polisi.

Namun karena respon yang lambat membuat Novia tidak melanjutkannya. Sebelum melakukan upaya bunuh diri Novia diduga membuat akun Quora dan melemparkan pertanyaan ekstrem.

Pertanyaan yang dilemparkan di akun bernama Aulia Dinarmara Putri R mengarah ke hal untuk melukai diri sendiri.

Tekanan yang dirasakan Novia menjadikan alasan kenapa mentalnya bisa jatuh sedemikian dalam.

Baca Juga: Hati-Hati dengan Lingkungan Pekerjaan yang Toxic: Arti Kartu Tarot Tower untuk Masalah Karir dan Keuangan

Lingkungan keluarga yang seharusnya menjadi tempat teraman bagi dirinya malah menekannya terus-menerus.

Perlakuan seperti ini memang bisa membuat seseorang mengalami mental illness. Namun sayangnya masyarakat Indonesia sepertinya belum terlalu familiar dengan mental illness.

Berkaca dari kasus yang menimpa Novia Widyasari tentu akan lebih baik kalau masyarakat kita harus lebih perhatian dengan mental illness.

Untuk lebih tahu apa sih mental illness berikut ini adalah penjelasan singkat pengertian dari mental illness dan bagaimana menghadapinya.

Menurut Centers for Disease Control (CDC), penyakit mental mengacu pada "kondisi yang mempengaruhi pemikiran, perasaan, suasana hati, atau perilaku seseorang".

Baca Juga: Skizofrenia, Gangguan Mental Akut yang Tak Memiliki Banyak Dukungan

Mental illness adalah masalah kesehatan yang secara signifikan mempengaruhi bagaimana seseorang merasa, berpikir, berperilaku, dan berinteraksi dengan orang lain. Ini didiagnosis sesuai dengan kriteria standar.

Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa ”mental illness, neurologis, dan penggunaan zat merupakan 10% dari beban penyakit global dan 30% dari beban penyakit non-fatal”.

Selain itu, WHO menunjukkan bahwa sekitar 800.000 orang meninggal karena bunuh diri setiap tahun, sekitar 20% anak-anak dan remaja di dunia memiliki mental illness, dan depresi mempengaruhi sekitar 264 juta orang di seluruh dunia.

Penyakit mental memiliki jenis dan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Beberapa diantaranya adalah depresi, kecemasan, skizofrenia, gangguan mood bipolar, gangguan kepribadian, dan gangguan makan.

Baca Juga: Skizofrenia, Gangguan Mental Akut yang Tak Memiliki Banyak Dukungan

Penyakit mental yang paling umum adalah gangguan kecemasan dan depresi. Sementara setiap orang kadang-kadang mengalami perasaan tegang, takut, atau sedih yang kuat.

Mental illness muncul ketika perasaan ini menjadi begitu mengganggu dan membebani sehingga orang mengalami kesulitan besar dalam menghadapi aktivitas sehari-hari, seperti bekerja, menikmati waktu senggang, dan menjaga hubungan.

Paling ekstrim, orang dengan gangguan depresi mungkin tidak dapat bangun dari tempat tidur atau merawat diri mereka sendiri secara fisik.

Mental illness yang paling parah adalah yang mungkin melibatkan psikosis yaitu skizofrenia dan gangguan mood bipolar.

Baca Juga: Hoarder atau Hoarding Disorder Adalah Penyakit Mental, Ramai Dibicarakan Karena Kos Seorang Driver Ojol

Orang yang mengalami episode psikosis akut kehilangan kontak dengan kenyataan dan memandang dunia mereka secara berbeda dari biasanya.

Kemampuan mereka untuk memahami pikiran, perasaan, dan dunia di sekitar mereka sangat terpengaruh.

Episode psikotik mungkin melibatkan delusi, bahkan halusinasi, di mana orang tersebut melihat, mendengar, mencium, atau merasakan hal-hal yang tidak ada.

Episode psikotik dapat mengancam dan membingungkan orang lain. Perilaku seperti itu sulit dipahami bagi orang yang tidak terbiasa dengannya.

Baca Juga: 7 Days Challenge ala Dokter Zaidul Akbar Untuk Mengatasi Perut Buncit

Lalu bagaimana menghadapi mental illness?

Sebagian besar mental illness dapat diobati secara efektif. Mengenali tanda dan gejala awal penyakit mental dan mengakses pengobatan yang efektif sejak dini adalah penting. Semakin dini pengobatan dimulai, semakin baik hasilnya.

Perawatan yang efektif dapat mencakup pengobatan, terapi psikologis kognitif dan perilaku, dukungan psiko-sosial, rehabilitasi cacat psikiatri.

Selain itu untuk perawatan mental illness adalah dengan menghindaran faktor risiko seperti alkohol berbahaya dan penggunaan narkoba lainnya, dan mempelajari keterampilan manajemen diri.

Jarang mungkin bagi seseorang dengan mental illness untuk menghilangkan gejalanya hanya dengan kekuatan kemauan.

Orang dengan mental illness membutuhkan pemahaman dan dukungan yang sama yang diberikan kepada orang dengan penyakit fisik.

Baca Juga: Olahraga yang Baik Bagi Tubuh dan Mental

Mental illness tidak berbeda-itu bukan penyakit yang siapapun harus disalahkan. Dalam banyak kasus, sayangnya stigma sosial menghalangi individu untuk mencari bantuan profesional.

"Stigma diri" dapat mempengaruhi individu yang memiliki masalah kesehatan mental tetapi tidak sepenuhnya memahami konsep kesehatan mental dan penyakit mental.

Mereka mungkin menyalahkan diri mereka sendiri atas kondisi mereka dan ini bisa memperburuk kondisi.***

Editor: Yumi Karasuma

Sumber: Centers for Disease Control (CDC)

Tags

Terkini

Terpopuler