Susu Kental Manis Sebabkan Stunting, Cek Kandungan Dalamnya

31 Oktober 2020, 14:19 WIB
Ilustrasi susu kental manis /GoDairyFree

 

PORTAL PURWOKERTO - Persoalan gagal tumbuh pada anak (stunting) menjadi persoalan serius di tanah air, angkanya bahkan mencapai 27,67 persen.

Pemicunya banyak faktor, satu diantaranya adalah pengaruh iklan, pengaruhnya sangat tinggi, seperti iklan susu manis kental (SMK) yang mengklaim sebagai produk yang memiliki kandungan gizi tinggi.

Namun di balik fakta iklan adalah hal yang harus diwaspadai. Hasil Penelitian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Pimpinan Pusat  Aisyiyah menemukan hal yang mengejutkan.

Baca Juga: Begini Cara Menemukan Ukuran Bra yang Tepat

Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah Chairunnisa dilansir Portal Purwokerto dari Antara  menyebut dalam kasus kekerdilan pada balita di wilayah DKI Jakarta disebabkan salah persepsi tentang susu kental manis (SKM) pada masyarakat yang berpandangan SKM sebagai susu bernutrisi tinggi.

BPOM sejak 2018 melarang penggunaan kental manis untuk anak serta mengatur. Kenyataannya masih banyak masyarakat tidak terinformasi mengenai hal tersebut. SKM tetap konsumsi masyarakat.

Baca Juga: Cara Otak Berkomunikasi Denganmu Saat Kamu Mengalami Masalah Psikologi

“Kejadian 'stunting' pada balita di wilayah DKI Jakarta, salah satunya disebabkan pada kebiasaannya mengkonsumsi susu kental manis,” kata Ketua Chairunnisa dilansir Portal Purwokerto dari Antara, Minggu 31 Oktober 2020.

Hasil penelitian dari sebanyak 630 sampel responden ibu dengan balita usia di bawah lima tahun dilakukan di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Pusat pada September-Oktober 2020.

Penelitian menunjukkan sebanyak 59,2 persen kejadian stunting pada balita di wilayah DKI Jakarta, salah satunya disebabkan pada kebiasaannya mengkonsumsi SKM.

Baca Juga: Siti Fadilah Supari Bebas Hari Ini

"Pemahaman tentang kental manis yang dianggap sebagai susu bernutrisi lengkap banyak dipengaruhi iklan di media massa," terangnya.

Persepsi masyarakat tentang kental manis dan kaitannya dengan gizi buruk. Ditemukan 49,6 persen ibu mendapatkan informasi bahwa kental manis adalah susu dari iklan di TV, radio dan media massa lainnya.

Sedangkan 50,4 persen ibu mengetahui info kental manis sebagai susu dari keluarga dan bahkan petugas kesehatan.

Baca Juga: Penderita Hipertensi Rentan Terpapar Covid 19, Ini Cara Pencegahannya

 

Termakan Iklan

Pada 2019, YAICI bersama PP Aisyiyah juga telah melakukan penelitian yang sama dengan melibatkan responden di Provinsi Aceh, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Utara.

Hasilnya, ditemukan bahwa iklanin produk pangan pada media massa khususnya televisi sangat mempengaruhi keputusan orang tua terhadap pemberian asupan gizi untuk anak.

"Kental manis seharusnya hanya digunakan sebagai 'topping' atau penambah rasa makanan. Tetapi pada kenyataannya diberikan sebagai minuman susu untuk anak," demikian Chairunnisa.

Baca Juga: Bagaimana Cara Pesulap Melakukan Triknya Saat Pandemi Covid-19? Simak Ulasannya

Baca Juga: Siap Merumput Kembali, Cristiano Ronaldo Dinyatakan Pulih dari Covid-19

Temuan tersebut tidak hanya ada  DKI Jakarta, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melarang produk bansos tidak sertakan kental manis untuk bayi ini,

"Di dalam bantuan sosial pastikan tidak ada produk-produk yang tidak mendukung kebutuhan gizi anak, seperti susu kental manis,” saat Webinar Nasional Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama PP Muslimat NU, Agustus lalu.

Menurut dia, produk yang diberikan ke masyarakat harus berkomposisi gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan protein keluarga, salah satunya telur.***

Editor: Eviyanti

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler