3 Alasan Mengapa PPKM Jawa – Bali Tak Efektif Menurut Epidemiolog UGM

- 1 Februari 2021, 10:39 WIB
Operasi yustisi yang digelar Polres Purbalingga sambil membawa keranda jenazah.
Operasi yustisi yang digelar Polres Purbalingga sambil membawa keranda jenazah. /Tribratanews Purbalingga/


PORTAL PURWOKERTO – Pemerintah telah memutuskan untuk memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali. PPKM Jilid II ini dilakukan mulai 25 Januari hingga 8 Februari mendatang.

Kebijakan PPKM diputuskan untuk diperpanjang karena belum ada perubahan berarti dalam penurunan angka kasus Covid-19.

Pada rapat terbatas yang diikuti oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan beberapa menteri terkait pada 29 Januari 2021 lalu, Jokowi sempat mengungkapkan kekecewaannya karena PPKM Jilid I yang telah dilakukan dinilai tak efektif menekan penyebaran Covid-19. Hal ini menyebabkan PPKM Jawa – Bali harus diperpanjang ke PPKM Jilid II.

Baca Juga: Jokowi Kecewa Soal Implementasi PPKM Jawa - Bali, Minta Luhut Libatkan Epidemiolog  

Epidemiolog UGM, dr. Bayu Satria Wiratama, menjelaskan bahwa kebijakan pemerintah untuk memperpanjang PPKM di Jawa-Bali hingga 8 Februari 2021 merupakan langkah yang tepat.

Ia mengungkapkan terdapat beberapa penyebab mengapa pelaksanaan PPKM Jilid I ini tidak efektif sehingga harus diperpanjang hingga 8 Februari ke depan.

Berikut ini adalah 3 alasan utama mengapa PPKM Jawa-Bali tidak efektif:

Baca Juga: PPKM Indonesia Jilid 1 dan 2 Jawa Bali Tak Efektif, Ganjar Pranowo Usul PPKM Jilid Tiga, Serentak Semua Daerah

1. Terkesan hanya ganti nama

Menurut Bayu, pelaksanaan PPKM kali ini harus dilakukan dengan lebih jelas dan terukur. Pemerintah tak hanya semata-mata memperpendek jam operasional dan mengurangi kapasitas pengunjung di area publik, namun harus tetap melakukan evaluasi berdasarkan data epidemiologi.

Halaman:

Editor: Yumi Karasuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x